KISAH INSPIRATIF : ANTARA DUA PILIHAN, HUSNUL KHATIMAH ATAU SU'UL KHATIMAH
KISAH-KISAH YANG
INSPIRATIF
ANTARA DUA PILIHAN:
HUSNUL KHATIMAH ATAU SU’UL KHATIMAH
(Oleh :
Dr.Sukarmawan,M.Pd.)
Pada blog pribadi Penulis dengan Domain kustom www.gudanginspirasi.com ini akan
penilis awali dengan Kisah-Kisah
yag Inspiratif. Sebelumnya Penulis perlu menyampaikan
permohonan maaf kepada seluruh pembaca dan pencinta artikel di blog ini
(www.gudanginspirasi,com) karena Penulis telah melakukan eksport 27 artikel ke
Blog Pribadi Penulis dengan domain kustom www.keluargasamara.com dengan
pertimbangan teknis. Postingan pertama terkait Kisah Inspiratif akan Penulis
awali dengan Kisah yang berjudul ”Antara
Dua Pilihan: Husnul Khatimah atau Su’ul Khatimah” berikut inilah kisahnya .....
Seorang
Syeikh hafizhullah pernah bercerita: ada
seseorang memperlihatkan sebuah foto kepadaku. Ketika aku melihat foto itu,
ternyata itu adalah foto seorang wanita yang penuh dandanan, putih dan cantik.
Berpakaian tapi telanjang. Maka aku menghardik orang itu dan mengatakan:
“Takutlah kepada Allah!! Mengapa engkau perlihatkan gambar ini kepadaku?!
Apakah engkau tidak takut kepada Allah?!” Lalu ia berkata: “Bukan demikian. Aku
memperlihatkannya kepada Anda untuk memberitahukan kepada Anda, bahwa yang Anda
lihat itu adalah wanita yang ada di gambar satu ini!” Aku memperhatikan foto
lain yang diperlihatkannya. Ternyata itu adalah gambar seorang wanita yang
wajahnya telah menghitam. Seluruh bagian tubuhnya mulai gelap. Ia tewas
terbunuh oleh suaminya sendiri. Dan amal terakhirnya di dunia ini adalah
meminum khamr di satu tangan dan merokok di tangan yang lainnya.
Aku
akhirnya tahu bahwa ia adalah salah satu penyanyi yang sangat populer semasa
hidupnya. Semoga Allah melindungi kita dari yang seperti itu. Sangat jauh
perbedaannya antara wanita itu dengan seorang gadis tetanggaku. Benar sekali,
ia adalah tetanggaku dalam satu lingkungan di mana aku tinggal. Ayahnya adalah
seorang yang shaleh. Tidak pernah meninggalkan shalat di masjid sekalipun.
Gadis itu berusia 24 tahun. Ia sangat bahagia dengan pekerjaannya sebagai guru,
meskipun tempat mengajarnya jauh dari rumahnya. Ia dan beberapa kawannya biasa
pergi ke tempat kerjanya dengan menumpang sebuah mobil yang mereka sewa. Mereka
pergi bersama dan pulang pun bersama-sama.
Sebelum
bulan Ramadhan tahun 1424 H, keluarganya dikejutkan dengan perkataan yang
diucapkannya. Ia mengatakan kepada mereka – sebelum bulan Ramadhan-: “Jika aku
mati, maka janganlah kalian bersedih atasku, karena aku menyerahkan semua yang
kukerjakan ini untuk Allah, sebab aku mengajarkan ilmu.”
Ia
selalu keluar dengan mengenakan hijabnya yang menutup seluruh tubuhnya dari
kepala hingga ujung kakinya. Sebelum kematiannya, ia telah meminta kepada
ayahnya untuk mengajaknya ikut serta mengerjakan shalat Jum’at. Maka sang
ayahpun membawanya, dan itu terjadi di pertengahan bulan Ramadhan. Dua hari
setelah hari Jum’at itu. Tepatnya hari Senin, 15 Ramadhan 1424 H, ia keluar
dari rumahnya dalam keadaan berpuasa, dan hal terakhir yang ia kerjakan adalah
membangunkan salah seorang kawannya untuk menunaikan shalat Subuh.
Di
sepanjang jalan dalam mobil menuju tempat kerjanya, tiba-tiba Ia mengalami
kecelakaan hingga meninggal dunia. Sebelum menghembuskan nafas terakhir,
terdengar ia membaca Al-Qur’an dengan
suara lirih sambil memegang mushaf Alqur’an, dan ketika ia meninggal pun, mushaf itu masih
ada di tangannya. Subhanallah... Ia meninggal
pada hari Senin di bulan Ramadhan. Persis seperti hari dan bulan kelahirannya
pada. Ia meninggal setelah menunaikan shalat Subuh. Ia tidak tidur setelah
subuh untuk membaca Al-Qur’an hingga tiba waktu untuk berangkat kerja. Ia
meninggal setelah ia berdakwah pada hari itu, dengan mengajak kawannya untuk
mengerjakan shalat.
Ia
meninggal dengan Mushaf Al-Qur’an tetap ada di tangannya. Ketika anggota Tim
Medis mengeluarkan jasadnya dari kendaraan,
mereka mengatakan: ”Demi Allah, ketika kami mengeluarkannya dari mobil itu dan
meletakkannya dalam ambulan, tidak ada sedikitpun bekas luka atau memar di
tubuhnya!” Ia memang selalu mengenakan celana panjang di balik hijab yang
menutupi tubuhnya, dan berkata: “Jika Allah menakdirkan aku mati, maka tidak
ada yang dapat melihat auratku. Jika Allah menakdirkan aku mati, maka tidak ada
yang dapat melihat auratku.” (Syeikh yang bercerita itu menangis, lalu
melanjutkan kisahnya):
Ia meninggal persis seperti yang ia idamkan. Ayahnya hampir saja gila
mendengar kematiannya. Ketika ia melihatku masuk untuk menyampaikan takziah
kepadanya, ia memelukku. Dan di depan banyak orang, ia menangis tersedu-sedu
dan berkata: ”Inilah anakku yang paling berbakti, wahai Muhammad!”
Selamat untuknya dengan semua Al-Qur’an yang
ia baca, baktinya kepada kedua orang tuanya, dakwahnya, puasanya, dan kematiannya
di bulan Ramadhan itu, semoga Allah merahmatinya. Berbekallah segera, karena tiada yang menemani dalam kubur selain apa
yang pernah dikerjakan. Jika engkau sibuk dengan sesuatu, maka janganlah sibuk selain dengan apa yang
diridhai Allah Karena tiada
yang menyertai seorang setelah kematiannya ke alam kuburnya selain apa yang ia amalkan. Ingatlah, seorang itu hanya tamu dalam
keluarganya. Singgah sebentar, lalu setelah itu ia harus
pergi.
(Referensi Penulis: Chicken Soup for
Muslimah, Hikmah dan Inspirasi bagi Muslimah, Sukses Publishing Juli 2012)
Posting Komentar untuk "KISAH INSPIRATIF : ANTARA DUA PILIHAN, HUSNUL KHATIMAH ATAU SU'UL KHATIMAH"