PERHATIKAN KUALITAS IBADAH HATI NISCAYA SYURGA AKAN MENANTI
PERHATIKAN KUALITAS IBADAH HATI NISCAYA
SYURGA AKAN MENANTI
(Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.)
Tujuan
kita diciptakan adalah untuk ibadah, apa itu ibadah? Ibadah adalah nama yang
mencakup dari semua perkara yang Allah cintai dan ridhoi dari perkataan dan
perbuatan baik zahir maupun batin. Ibadah zahir adalah ibadah yang dilakukan
oleh zahir yaitu berupa anggota badan kita. Ibadah Zahir meliputi, sholat, puasa,
ibadah haji zakat/sedekah, dan lainnya.
Ibadah
batin adalah aktivitas ibadah yang dilakukan oleh hati. Ibadah batin atau
ibadah hati seperti sikap ikhlas, sabar, tawakal, tawadhu, dan qona’ah atau ridho
atas ketetapan Allah,
Terkait
keutamaan di antara kedua ibadah tersebut (zahir dan batin), para Ulama
berpandangan bahwa ibadah batin lah yang lebih utama. Jangan sampai dalam diri kita indah dan mempesona
dalam ibadah zahir tetapi tanpa disadari ibadah batin/hati kita rusak karena
sikap sombong dan ria yang ada dalam hati kita. Sungguh Ibadah hati menduduki
kedudukan yang tinggi di sisi Allah swt.
Terdapat
beberapa dalil terkait keutamaan ibadah hati, diantaranya:
Pertama: Terdapat
sebuah Riwayat Imam Ahmad dari Anas bin Malik; Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam ketika sedang berbincang-bincang dengan sahabat, Beliau berkata bahwa
sebentar lagi Calon penghuni surga akan datang.
Tidak
lama kemudian, datanglah seorang Sahabat Anshor. Abdullah
bin Amru bin Ash yang sebelumnya berada di sisi Rasulullah, akhirnya mengikuti
sahabat Anshar yang tadi disebutkan oleh Rasulullah karena penasaran dengan
amalnya sampai disebut Nabi sebagai calon penghuni surga. Abdullah bin Amru bin Ash pun mohon izin untuk
bermalam di rumah Sahabat Anshor tersebut selama 3 hari berturut-turut untuk
mengamati amal unggulan apa yang dilalkukan Sahabat Anshor tersebut. Setelah 3
malam menginap, ternyata ibadahnya biasa-biasa saja. Akhirnya terpaksa Abdullah
bin Amru bin Ash pun berterus terang alasannya izin bermalam selama 3 malam di
rumah Sahabat Ansor tersebut. Ternyata amalan sahabat Anshar ini adalah tidak
pernah menyimpan hasad di dalam hati kepada kaum muslimin, memaafkan kesalahan
kaum mukminin karena tidak mau menyimpan kebencian kepada orang lain. Aktivitas
ini dilakukannya setiap menjelang tidur malam.
Sungguh
cerita ini memberikan argumentasi kuat bahwa hati yang bersih akan mempermudah
diterimanya amalan zahir.
Kedua: Mari
kita renungkan sabda Nabi SAW “Kalaupun
ada yang berinfaq 1 gunung Uhud emas, tidak akan diterima oleh Allah sampai
orang ini menerima/mengimani takdir Allah (yang baik dan buruk). Ridho kepada
takdir Allah adalah amalan hati.”
Ketiga: Hadits
Nabi tentang orang yang pertama kali masuk ke dalam neraka adalah
Ø Orang
yang berjihad/ berperang dan meninggal di medan jihad tetapi ternyata niatnya
bukan karena Allah, dia berperang supaya disebut pahlawan atau seorang yang pemberani.
Ø Orang
yang sibuk belajar atau mengajar Al Quran, sampai wafat dalam kondisi ini.
Ternyata niatnya bukan karena Allah tapi hanya karena ingin disebut seorang alim
dan shalih serta seorang qori/qoriah.
Ø Orang
yang sedekah tiap waktu, tetapi bukan karena ikhlas. Melainkan ingin disebut
dermawan. Akhirnya, ia pun dilemparkan ke dalam neraka.
Mari
kita renungkan, sesungguhnya ketiga amalan ini adalah termasuk amalan puncak
dalam Islam tapi karena hatinya rusak, maka meskipun begitu indahnya dalam
ibadah zahir tetapi rusak bahkan mencelakai dirinya karena kotornya amalan
hati.
Ketahuilah
bahwa hati itu terbagi menjadi 3 bagian menurut Ibnu Rajab Al Hanbali:
1. Qolbun
salim (hati yang dalam kondisi sehat/selamat)
2. Qolbun
maridh (hati yang dalam kondisi sakit).
3. Qolbun
mayit (hati yang sudah mati)
Sudah
kita ketahui bersama bahwa Shalat adalah amalan zahir yang pertama kali akan
dihisab oleh Allah SWT, tapi sebelum amalan zahir dihisab, Allah akan menghisab
amalan hati terlebih dulu.
“Allah
akan mengumpulkan manusia pada hari kiamat berdasarkan niat-niat yang ada dalam
hati mereka.”
Ibnu
Qudamah mengatakan, Abu Bakar menjadi orang paling utama setelah Nabi bukan
karena shalat dan ibadah lainnya, tapi karena sesuatu dalam hatinya, yaitu kebersihan
hatinya.
Kalau
kita ingin dicintai Allah, yang pertama harus kita perhatikan adalah kebersihan
hati. Ketika hati bersih, Allah akan mencintai kita, dan ini adalah cara
tercepat menaikkan kedudukan kita di sisi Allah. Orang yang selalu
memperhatikan amalan hati, kebersihan hati, dia akan dimudahkan wafat dalam
kondisi husnul khotimah.
Sebagai
bahan renungan bagi kita, “Jangan kita terlalu
benci kepada seseorang dan jangan pula
mencintai/kagum berlebihan, sampai mengetahui kondisinya ketika mati. Apakah Husnul
Khotimah atau tidak? Ada orang yang kita lihat biasa, tapi dipilih Allah untuk wafat
dalam Husnul Khotimah karena hatinya bersih.”
“Hati
manusia lebih rapuh daripada gelas-gelas kaca”. Susah menjaga niat. Hari ini
ikhlas besok belum tentu, tugas kita adalah terus memperbaiki niat dalam
beramal.
Ciri
khas hati yang salim (qolbun salim);
ü Patuh
tanpa syarat, taat tanpa tapi , tanpa kompromi
ü Ikhlas
mengharapkan Ridho dari Allah, bukan berharap sanjungan atau pujian dari manusia
ü Bersih
dari hasadnya hati dan jauh dari sikap kedengkian kepada orang lain
ü Menyegerakan
atau Bergegas dalam melakukan amal kebaikan. (Orang yang suka melambatkan
kebaikan, akan Allah lambatkan mendapatkan kebaikan di akhirat)
ü Mencintai
apapun yang dicintai Allah dan membenci apa yang dibenci Allah.
Kiat-kiat
dan amalan untuk membentuk qolbun salim dalam diri, di antaranya adalah;
Ø Memperbanyak
doa, di antara doanya adalah “Allahumma ati nafsi taqwaaha wa zakkihaa”
(ya Allah berilah sifat takwa kepada jiwaku dan bersihkanlah ia)
Ø Perdalam
ilmu keislaman dari seorang ulama yang faqih dan benar akhlaqnya
Ø Mencari
komunitas bergaul/ bersahabat yang baik, karena kebaikan akan berdampak positif
bagi diri kita.
Ø Perbanyak
mengkaji ilmu tentang tazkiyatun nafs setelah ilmu akidah
dan fiqih ibadah. Karena cara membersihkan hati berbeda dengan yang lain.
Buku-buku tazkiyah yang bagus dibaca seperti karya Ibnu Rajab, Ibnul Qoyyim dan
Al-Gazali.
Ø Menyibukkan
aktivitas diri dalam ketaatan kepada Allah SWT. “Sibukkanlah dirimu dengan
ketaatan agar tidak disibukkan oleh setan melalui bisikannya” (Ibnu Qoyyim).
Posting Komentar untuk "PERHATIKAN KUALITAS IBADAH HATI NISCAYA SYURGA AKAN MENANTI"