Hikmah dan Manfaat Di Balik Penciptaan Gunung
Hikmah dan Manfaat Di Balik Penciptaan
Gunung
(Oleh:
Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.)
Mari kita renungkan tentang hikmah dibalik
penciptaan gunung-gunung yang boleh jadi ada persepsi orang yang bodoh bahwa
penciptaan gunung hanya sekedar aksesoris di muka bumi ini, dan dianggap tidak
penting dan tidak ada manfaatnya. Jika kita amati dengan cermat, padahal di
gunung terdapat berbagai manfaat yang tidak terhitung. Dalam hadits riwayat
Muslim dikisahkan tentang masuk Islamnya Dhamam
bin Tsa'labah, , ia bertanya kepada Rasulullah saw., "Demi Tuhan yang telah menancapkan gunung-gunung dan meletakkan di
sana berbagai manfaat, apakah Allah SWT yang telah memerintahkan engkau ini dan
itu?" Jawab Rasulullah SAW, "Benar." Di antara manfaat
gunung-gunung: salju turun di sana, mengendap di kantong-kantongnya, menjadi
persediaan air minum manusia sampai saatnya salju habis. Ia ada di sana, lalu
mencair sedikit demi sedikit. Kemudian terbentuklah aliran deras, mengaliri
sungai dan lembah, sehingga padang rumput dan rawa-rawa ditumbuhi berbagai
macam tumbuhan, buah-buahan, dan obat-obatan yang tidak ada yang menyamainya di
tanah datar dan pasir.
Kalau gunung tidak Allah swt ciptakan, niscaya
salju akan turun di permukaan bumi, langsung mencair seluruhnya dan lenyap. Proses
mencairnya salju itu secara total menimbulkan aliran besar sehingga merusak
tempat yang dilaluinya, dan menimbulkan mudarat pada manusia yang tidak mungkin
dihindari. Di antara manfaatnya juga, gua-gua yang terdapat di puncak dan
lerengnya. Gua-gua itu seperti benteng yang kokoh, juga menjadi tempat kediaman
manusia dan hewan. Manfaat selanjutnya adalah batu-batunya yang dapat dipahat
untuk bahan berbagai macam bangunan, juga dapat dipakai untuk alat penggilingan
dan sebagainya.
Termasuk manfaat gunung pula, adanya bermacam
barang tambang seperti emas, perak, besi, perunggu, tembaga, dan masih banyak
lagi lainnya yang tidak dapat diketahui manusia secara detail. Sampai-sampai di
sana terdapat satu barang tambang yang nilainya jauh lebih besar jika dibanding
nilai emas. Masih ada manfaat yang tidak diketahui selain oleh penciptanya.
Gunung juga berfungsi menolak angin badai dan mengurangi kencangnya. Gunung
tidak membiarkan angin menghantam apa yang ada di lerengnya. Oleh karena itu,
orang-orang yang tinggal di kaki gunung aman dari ancaman badai yang berbahaya.
Gunung juga menghalau banjir apabila gunung itu berada di saluran banjir,
membelah alirannya ke samping kiri dan kanan. Juga, gunung menjadi tanda untuk
mengetahui arah jalan. Ia seperti tanda/rambu yang dipasang sebagai penunjuk
jalan. Oleh karena itu, Allah SWT menamainya al-a'laam (tanda-tanda). Dia
berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ الْجَوَارِ فِي الْبَحْرِ كَالْأَعْلَامِ
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung."
(asy-Syuuraa: 32)
Makna kata Al-jawaari artinya
kapal-kapal, sedang al-a'laam artinya gunung-gunung. Bentuk tunggalnya: 'alam.
Jadi, gunung dinamakan 'alam, yang berasal dari kata 'alaamah (tanda). Keberadaan
Gunung juga sangat bermanfaat karena adanya tanaman obat yang hanya tumbuh di
sana, dan tidak terdapat di tanah datar atau berpasir. Sebaliknya, sebagian
tanaman yang tumhuh di tanah datar dan pasir tidak ada jenisnya yang tumbuh di pegunungan.
Masing-masing punya manfaat dan hikmah yang hanya diketahui Tuhan Yang Maha
Pencipta dan Maha Tahu. Gunung juga berfungsi sebagai benteng dari musuh.
Hamba-hamba Allah SWT dapat berlindung di sana dari serangan musuh-musuh mereka
seperti berlindung di dalam benteng buatan. Bahkan, gunung lebih kokoh dan kuat
daripada kebanyakan benteng dan kota-kota.
Di antara manfaat gunung pula, seperti
dinyatakan oleh Allah SWT, bahwa Dia menjadikannya sebagai pasak yang membuat
bumi tidak berguncang. Dan, alangkah besarnya manfaat ini. Apabila kita perhatikan bentuknya yang memukau itu,
Anda lihat sesuai benar dengan hikmah gunung itu sendiri. Seandainya gunung itu
tinggi dan tipis seperti dinding, tentu tidak dapat didaki dan dimanfaatkan.
Kalau gunung seperti ini, pasti akan menghalangi sinar matahari dan tiupan
angin sehingga manusia tidak dapat memanfaatkannya. Apabila ia dibuat terhampar
di permukaan bumi, tentu akan menyempitkan tanah pertanian dan tempat tinggal
manusia, dan pasti menutupi dataran rendah. Juga manusia tidak dapat menjadikan
gua-guanya sebagai benteng dan tempat tinggal, di samping tidak menghalau angin
dan tidak menolak banjir. Kalau dijadikan bulat seperti bentuk bola, mereka
tidak dapat mendakinya dan tidak dapat memanfaatkannya secara maksimal.
Bentuk yang paling pas dengan maslahatnya
adalah bentuk yang ada seperti sekarang ini. Allah SWT menyeru kita agar
merenungkan dan memperhatikan keadaan gunung-gunung. Allah swt berfirman,
أَفَلَا يَنْظُرُونَ
إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ
وَإِلَى السَّمَاءِ
كَيْفَ رُفِعَتْ
وَإِلَى الْجِبَالِ
كَيْفَ نُصِبَتْ
"Maka
apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan. Dan langit,
bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan." (al-Ghaasyiyah: 17-19)
Sesungguhnya bentuk dan manfaat gunung adalah
sebagian dari bukti atas kekuasaan, ilmu, hikmah, dan keesaan Tuhan Sang
Pencipta. Di samping itu, gunung-gunung bertasbih kepada Tuhannya, khusyu,
sujud, terbelah dan meluncur jatuh karena takut kepada-Nya . Gununglah yang
takut kepada Tuhannya meski dia amat kuat dan besar. Gunung takut memegang
amanah ketika ditawarkan kepadanya. Di antaranya, gunung tempat Allah SWT
berbicara dengan Musa; gunung yang Allah hendak menampakkan diri padanya
sehingga hancur lebur; gunung yang dicintai oleh Rasulullah dan para sahabat.
Juga dua gunung yang dijadikan Allah SWT sebagai pagar atas nabi-Nya, Shafa di ujung dan Marwah di ujung yang lain, serta Dia mensyariatkan sa’i antara kedua bukit tersebut dan menjadikannya sebagai
salah satu manasik haji.
Terdapat juga Jabal (gunung) Rahmah
yang di atasnya terdapat padang Arafah. Betapa banyak dosa terampuni di sana.
Betapa banyak kesalahan dimaafkan, hajat terpenuhi, karunia bertambah,
kesulitan terpecahkan, kesengsaraan terhapus, dan kebahagiaan diperoleh. Dialah
gunung yang dikhususkan buat para pendatang yang mulia itu, yang datang dari
segala penjuru yang jauh dengan tunduk kepada Tuhan mereka, khusyu kepada
keagungan dan kemuliaan-Nya—dengan rambut-rambut kusut dan wajah berdebu.
Mereka bermohon pengampunan dosa dan pemenuhan hajat kepada-Nya, dan Dia
mendekat kepada mereka, membanggakan mereka kepada para malaikat. Ada pula
gunung yang di atasnya terdapat Gua Hira' yang dahulu Rasulullah saw. pernah
berkhalwat di sana hingga Allah SWT memuliakan beliau untuk mengemban
risalah-Nya ketika beliau berada di guanya. Dialah gunung yang terpancar darinya
cahaya ke seluruh penjuru dunia. Dia pantas berbangga di hadapan gunung-gunung
lain. Maha Suci Allah SWT yang mengkhususkan rahmat dan karunia-Nya kepada
gunung-gunung dan manusia yang dikehendaki.
Sungguh Allah swt telah menjadikan sebagian
gunung itu seperti besi sembrani, menarik hati manusia untuk datang dan
merindukannya, ingin ke sana setiap kali namanya disebut. Ini sebagaimana Dia
mengkhususkan sebagian manusia mendapat karamah-Nya. Dia menyempurnakan
nikmat-Nya atasnya, meletakkan cinta-Nya dan menjadikannya dicintai para
malaikat serta seluruh hamba yang beriman, membuat ia diterima di muka bumi di
tengah mereka. Sungguh gunung-gunung itu tahu bahwa ada waktunya mereka akan
meledak menjadi seperti bulu karena begitu dahsyat ledakannya. Mereka takut dan
gentar akan seramnya hari itu, dan mereka menunggu saatnya.
Apabila Ummu Darda' bepergian lalu kebetulan
mendaki gunung, ia berkata kepada orang-orang yang bersamanya, "Apakah
gunung-gunung mendengar apa yang dijanjikan Tuhannya?" Salah seorang dari
mereka bertanya, "Apa yang membuat dia mendengar?" Ia menjawab dengan
membaca firman-Nya,
وَيَسْـَٔلُونَكَ
عَنِ ٱلْجِبَالِ فَقُلْ يَنسِفُهَا رَبِّى نَسْفًا
فَيَذَرُهَا
قَاعًا صَفْصَفًا
لَّا تَرٰی
فِیۡہَا عِوَجًا وَّ لَاۤ اَمۡتًا
"Dan
mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah, 'Tuhanku akan
menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya. Maka Dia akan menjadikan
(bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali.' Tidak ada sedikitpun kamu lihat
padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi." (Thaahaa: 105-107)
Itulah fenomena pegunungan, yang tidak lain
adalah batu-batuan keras. Begitulah kelembutannya, dan gentarnya terhadap keagungan
Tuhannya. Allah SWT mengabarkan, seandainya kalam-Nya turun kepada
gunung-gunung, tentu mereka akan tunduk terpecah-belah karena takut kepada
Allah swt. Sangat mengherankan. Apakah segumpal daging (manusia) ini lebih
keras dari gunung-gunung itu?
Dalam QS. Al-Hasyr: ayat 21, Allah swt berfirman :
لَوْ أَنْزَلْنَا
هَٰذَا الْقُرْآنَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ
اللَّهِ ۚ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Kalau
sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan
perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir”.
Sesungguhnya, jika ada hamba yang hatinya
tidak juga menjadi lembut setelah dibacakan ayat tersebut kepadanya, ia tidak
khusyu, tidak juga bertobat untuk memohon ampunan dari Allah swt, maka tidak
aneh kalau Allah menciptakan neraka untuk meleburkan segumpal daging itu karena
dia tidak lunak ketika mendengar kalam dan ancaman-Nya. Orang yang di dunia ini
hatinya tidak tunduk dan lentur kepada Allah SWT, tidak tobat, tidak mencairkan
sukmanya dengan cinta kepada-Nya dan menangis karena takut kepada-Nya, maka
silakan bersenang-senang sebentar di dunia yang fana ini. Sungguh di hadapan
orang-orang seperti ini telah disiapkan neraka yang dapat melelehkan apa saja,
dan dia akan kembali kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa. Sehingga, pada
akhirnya nanti dia akan melihat dan tahu bagaimana nasibnya kelak di akhirat.
Wallahua’lam Bisshowab…
Posting Komentar untuk "Hikmah dan Manfaat Di Balik Penciptaan Gunung "