Keajaiban pada Organ Tubuh Manusia Wujud Kekuasaan Sang Pencipta
Keajaiban
pada Organ Tubuh Manusia
Wujud Kekuasaan
Sang Pencipta
(Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.)
Sesungguhnya, Allah swt telah menciptakan
manusia dengan begitu sempurna. Sebagaimana firman-Nya:
ثُمَّ سَوَّاهُ
وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ
ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ
“Tetapi,
Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam tubuhnya roh ciptaan NYA dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati. Tetapi kamu sedikit
sekali bersyukur” (As-Sajdah:9)
Allah swt pun telah memberikan pernyataan
tegas tentang manusia yang tidak memanfaatkan pendengaran, penglihatan dan hatinya
dengan sebaik-baiknya selama diberikan kesempatan hidup di muka bumi ini.
Sebagaimana firman Allah swt:
وَجَعَلْنَا
لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَا
أَبْصَارُهُمْ وَلَا أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ
“dan Kami
telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi
pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi
mereka
(Al-Ahqaf: 26)
Muncul pertanyaan dalam benak hati kita, “Mengapa
ayat-ayat tersebut mendahulukan penyebutan ”pendengaran” dari pada
“penglihatan” ? Tampaknya hal inilah yang mendorong para ulama tafsir untuk
menemukan sebab-sebabnya. Mengapa demikian? Ada sebagian ahli tafsir yang
berpendapat bahwa telinga adalah alat untuk mendengar seruan dunia dan
akhirat. Ulama lainnya berpendapat bahwa indra pendengaran pada bayi lebih dulu
berfungsi daripada indra penglihatan. Selanjutnya, bagaimana para ilmuan modern
(Ahli Anatomi Tubuh) dewasa ini menjawab permasalahan tersebut?
Ternyata Ilmu anatomi telah mampu membongkar
sebuah kenyataan ilmiah yang selama ini terpendam. Otak terdiri atas beberapa
kepingan, yaitu kepingan otak bagian depan, dahi, pelipis, dan kepingan otak
bagian belakang. Pada kepingan-kepingan tersebut terdapat bermacam-macam pusat
indra, pusat gerak, dan lainnya. Setelah mempelajari pusat-pusat pendengaran
dan penglihatan, para ilmuan menemukan bahwa pusat pendengaran terletak pada
kepingan pelipis dari otak yang berhadapan dengan telinga. Berbeda dengan pusat
penglihatan yang terletak pada bagian belakang otak.
Apabila penyebutan pendengaran dan penglihatan dalam Al-Quran dengan
mendahulukan penyebutan “pendengaran” maka ini sesuai dengan susunan anatomi
pusat-pusat indra pada otak secara tepat.
Subhanallah, Maha Suci Allah dengan segala
Firman-Nya. Ternyata, fakta ilmuan yang ditetapkan oleh ilmu anatomi ini baru
dapat dibuktikan setelah empat belas abad turunnya Al-Quran. Ini baru dari satu
sisi, sedangkan pada sisi lainnya juga terdapat fakta ilmiah yang ditetapkan
dalam ilmu embrio (embriologi). Dalam embriologi, alat pendengaran
lebih dulu berkembang pada saat kita masih dalam bentuk janin daripada alat
penglihatan. Telinga terus berkembang dan menjadi sempurna sampai bulan ke lima
dari kehidupan janin hingga sama dengan perkembangan telinga orang dewasa.
Namun, kematangan indra penglihatan tidak akan sempurna kecuali setelah
kelahiran.
Janin sudah mulai mendengar suara-suara pada saat masih berada di dalam perut
ibunya, tepatnya pada saat kandungan berumur lima bulan. Namun, janin tidak
dapat melihat cahaya dari berbagai sumber kecuali setelah ia dilahirkan. Hal
ini disebabkan susunan saraf pendengaran lebih dulu berkembang dan matang
sebelum perkembangan saraf penglihatan. Perbandingan jangka waktu diantaranya
cukup jauh.
Sesungguhnya fakta-fakta ilmiah ini belum diketahui sebelum empat belas abad.
Kebanyakan darinya tidak diketahui, kecuali
pada abad ini. Bahkan, para ilmuan tempo dulu yakin bahwa indera penglihatan
lebih penting dari pada indra pendengaran. Seorang ilmuan anatomi terbesar
dunia, Nagasat Nagamish telah masuk Islam ketika dia sedang berbicara
mengenai saraf dan keberadaannya langsung di bahwa kulit (saraf sensorik). Oleh
karena itu, saat kulit terbakar, hilanglah fungsi indra perasa. Lalu, ketika
firman Allah disampaikan seorang muslim padanya,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ
جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ ۗ إِنَّ اللَّهَ
كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا
“Sesungguhnya
orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka
ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka
dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (An-Nisaa’: 56)
Dia bertanya, “ Apakah perkataan ini telah disebutkan sejak empat belas abad yang
lalu?” Si muslim menjawab, “Ya”,. Nagasat Nagmish berkata, “Sesungguhnya kenyataan ilmiah ini belum
diketahui ilmu pengetahuan kecuali baru-baru ini. Tidak mungkin yang
mengatakannya manusia, tapi itu dari Allah. Sungguh sudah tiba saatnya bagi
saya untuk bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad
itu utusan Alllah.”
Siapa yang menciptakan dua saluran di
tenggorokan, yang salah satunya untuk suara dan nafas yang bersambung sampai ke
paru-paru, sementara yang lain untuk makanan dan minuman, yaitu kerongkongan
yang bersambung ke lambung? Dia meletakkan pemisah antara kedua saluran itu,
yang menghalangi masing-masing menyeberangi lewat saluran yang lain. Kalau
makanan mencapai paru-paru melalui saluran nafas, hewan akan mati.
Siapa yang menjadikan paru-paru sebagai kipas
untuk jantung, mengipasinya tanpa mengendur, agar kepanasan sehingga dia mati?
Siapa yang mengadakan saluran-saluran untuk sisa-sisa makanan, dan
melengkapinya dengan tali-tali yang mengekangnya agar tidak mengalir keluar
terus menerus sehingga mengganggu kehidupan manusia dan menghalangi manusia
bercengkrama dengan temannya?
Siapa yang menjadikan lambung terbuat dari
otot yang sangat kuat, karena dia disiapkan untuk memasak makanan? Kalau
lambung itu terbuat dari daging segar, tentu dia sendiri yang akan masak.
Karenanya, lambung dibuat dari otot yang kuat agar tahan untuk memasak dan tidak
leleh oleh api di bawahnya. Siapa yang menjadikan hati lembut dan halus karena
dia disiapkan untuk menerima makanan yang halus dan lembut, dan disiapkan untuk
melakukan aktivitas yang lebih lembut dari pekerjaan lambung?
Siapa yang melindungi otak yang lembut dan
lunak itu di dalam pipa-pipa keras dari tulang sehingga tidak rusak dan tidak
leleh? Perlu kita ketahui bahwa bagian otaklah organ yang mengendalikan gerak manusia.
Sebagaimana firman Allah swt :
كَلَّا لَئِنْ
لَمْ يَنْتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ
نَاصِيَةٍ
كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ
“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti
(berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang
yang mendustakan lagi durhaka.” (QS. Al
Alaq:15-16).
Sungguh ungkapan “ubun-ubun orang yang
mendustakan lagi durhaka” dalam ayat di atas sangat menarik untuk dikaji.
Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan mengungkapkan bahwa bagian prefrontal,
yang bertugas mengatur fungsi-fungsi khusus otak, terletak pada bagian depan
tulang tengkorak. Para ilmuwan hanya mampu menemukan fungsi bagian ini selama
kurun waktu 60 tahun terakhir, sedangkan Al Qur’an telah menyebutkannya 1400
tahun lalu. Jika kita lihat bagian dalam tulang tengkorak, di bagian depan
kepala, akan kita temukan daerah frontal cerebrum (otak besar).
Sehingga jelas sudah bahwa ungkapan
“ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka” benar-benar merujuk pada
penjelasan di atas. Fakta yang hanya dapat diketahui para ilmuwan selama 60
tahun terakhir ini, telah dinyatakan Allah dalam Al Qur’an sejak dulu.
Berikutnya, Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah
mengajak kita untuk merenungkan tentang siapa yang menjadikan darah yang cair
itu tertahan dan terkurung di dalam urat-urat, seperti air di dalam wadah, agar
terkendali dan tidak mengalir ke mana-mana? Siapa yang meletakkan kuku-kuku di
ujung jari-jemari untuk melindunginya ketika melakukan pekerjaan-pekerjaan?
Siapa yang menjadikan bagian dalam telinga
itu rata seperti keadaan planet agar suara merambat di dalamnya sampai tiba di
bagian paling dalam dengan keadaan tidak begitu pedas, dan agar
serangga-serangga tidak dapat menembus ke sana sebelum ditahannya, juga agar
mencegah masuknya kotoran yang mungkin menyumpal, serta untuk hikmah-hikmah
lainnya? Siapa yang menjadikan daging pada kedua belah paha dan pinggul lebih
banyak daripada yang ada pada bagian tubuh lainnya untuk menjaganya dari tanah,
sehingga tulang-tulang paha dan pinggul itu tidak sakit karena terlalu lama
duduk, seperti sakitnya orang kurus tak berdaging akibat duduk terlalu lama karena
tidak ada yang mengalasinya ketika sedang duduk di tanah?
Siapa yang menjadikan air mata terasa asin
yang mencegah mata mencair, sementara air telinga pahit yang melindunginya dari
lalat, nyamuk, dan serangga; sedang air mulut (liur) tawar untuk merasakan rasa
benda-benda yang sebenarnya? Siapa yang menjadikan pintu pembuangan kotoran
pada manusia berada pada tempat paling tertutup, sebagaimana insinyur yang
bijak akan meletakkan tempat buang hajat di bagian paling tertutup dari rumah?
Demikianlah pintu buang hajat pada manusia
terletak di tempat paling tersembunyi; tidak kelihatan dari belakang dan tidak
pula menonjol ke depan, melainkan terbenam di tempat rahasia dari tubuh. Kedua
paha, dengan dagingnya yang banyak, bertemu di sana. Apabila tiba saat buang hajat,
dan manusia sudah duduk untuk membuang kotorannya, pintu pembuangan itu terbuka
menganga di permukaan tanah.
Mari kita renungkan, siapa yang menjadikan
gigi depan tajam untuk memotong dan membelah makanan, sedang geraham lebar
untuk menumbuknya? Siapa yang tidak memberi indera perasa pada rambut dan kuku karena
rambut dan kuku itu dapat memanjang dan perlu dipendekkan? Kalau saja Dia
memberinya indera (rasa), manusia akan merasa sakit ketika memendekkannya. Jika
bulu dan kuku itu dapat merasa, tentu manusia akan mengalami salah satu dari
dua problem: membiarkannya panjang dan jelek, atau menanggung sakit ketika
mencabut dan memotongnya.
Ibnu Qoyyim pun mengajak kita untuk
merenungkan, siapa yang menjadikan telapak tangan tidak ditumbuhi bulu atau
rambut; sebab kalau berbulu, manusia tidak dapat merasakan sentuhan terhadap
benda dengan benar, dan tentu banyak pekerjaan yang akhirnya jadi sulit
dilaksanakan, khususnya pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dengan telapak
tangan? Karena hikmah inilah, maka alat vital lelaki tidak ditumbuhi bulu-bulu
karena akan menghalangi hubungan intim. Tapi karena hormon mendorong tumbuhnya
bulu, maka ia tumbuh di sekitar kemaluan, baik pada lelaki atau wanita. Dan
karena hikmah ini pula, maka ia tidak tumbuh di bibir, dan dalam mulut, juga
tidak tumbuh di telapak kaki bagian bawah maupun atasnya, sebab telapak kaki
menyentuh debu, kotoran, lumpur, dan duri. Kalau di sana ada rambut atau bulu
pasti sangat mengganggu, dan setiap waktu akan membawa tanah yang memberatkan
manusia. Ini bukan keistimewaan yang dimiliki manusia saja. Anda lihat seluruh
tubuh hewan dipenuhi oleh bulu-bulu, kecuali bagian-bagian di atas karena
hikmah tersebut.
Tidakkah Anda lihat bagaimana karya cipta
Ilahi bersih dari kesalahan dan mudharat, dan hanya membawa kebenaran serta
manfaat? Orang yang mencari-cari sisi negatif dari hikmah penciptaan manusia
meragukan hikmah bulu-bulu yang tumbuh di ketiak, di sekitar kemaluan, di dalam
hidung, dan yang ada di lutut. Mereka mempertanyakan apa hikmahnya? Apa
faedahnya? Ini tidak lain karena kebodohan mereka yang keterlaluan, sebab
hikmah tidak harus seluruhnya (atau sebagian besarnya) diketahui manusia.
Bahkan, yang mereka ketahui tidak sebanding dengan yang tidak mereka ketahui.
Kalau diperbandingkan hikmah Allah SWT dalam ciptaan dan syariat-Nya yang
diketahui seluruh makhluk dengan hikmah yang tidak mereka ketahui, hal itu
seperti setetes air di lautan.
Dan, orang yang berakal dapat menjadikan
hikmah yang telah ia ketahui sebagai bukti adanya hikmah yang tidak ia ketahui,
dan dia mengetahui hikmah dalam sesuatu yang tidak diketahuinya seperti apa
yang diketahui, bahkan bisa jadi lebih besar dan dalam. Tidaklah perumpamaan
orang-orang yang dungu tersebut, melainkan seperti orang yang sama sekali tidak
mengerti tentang ilmu dan ketrampilan yang rumit; seperti ilmu bangunan,
kedokteran, ketrampilan menenun dan menjahit, serta kerajinan kayu.
Meski tidak tahu apa-apa, dia ingin membantah
orang-orang yang menguasai ilmu-ilmu tersebut dan mempertanyakan hikmah yang
tidak diketahuinya, "Apa hikmahnya ini? Ini tidak ada faedahnya!"
Padahal orang-orang yang menguasai ilmu dan ketrampilan tersebut, adalah
manusia biasa seperti dia, yang mungkin saja bisa dia tandingi ketrampilan
mereka, atau bahkan dia kalahkan. Apalagi, Tuhan yang hikmahnya mencengangkan
akal yang tidak ada satu makhluk pun yang menyamai hikmah-Nya, sebagaimana
tidak ada yang menyamai-Nya dalam mencipta. Maka, siapa saja yang menjadikan
akalnya sebagai neraca atau standar untuk menimbang hikmah-Nya, lalu yang dapat
dipahaminya diakuinya ada, sedang yang tidak dipahaminya diingkarinya, maka dia
adalah orang yang paling dungu.
Dalam segala hal yang tidak diketahui manusia,
Allah SWT punya hikmah yang banyak; sungguh tidak dapat diingkari. Ketahuilah
bahwa di bawah tempat tumbuhnya rambut tersimpan suhu panas dan kelembaban yang
tabiatnya menuntut keluarnya rambut di sana. Lihatlah, bukankah rumput tumbuh
di rawa-rawa setelah air meresap ke dalamnya sebab tempat seperti ini punya
tingkat kelembaban yang khas. Oleh karena itu, tempattempat tumbuhnya rambut
termasuk bagian badan yang paling lembab. Dan karena lembab itulah, maka sangat
cocok untuk pertumbuhan rambut. Tabiat mendorong keluar cairan-cairan yang
lembab itu, sehingga tumbuhlah rambut. Kalau terkurung di dalam badan akan
mendatangkan mudharat, menyakiti bagian dalamnya. Jadi, keluarnya itu
mengandung maslahat bagi hewan; sedang kalau tidak keluar itu, hanya karena adanya
kekurangan atau cacat, dan ini seperti keluarnya darah haid pada wanita.
Keluarnya darah ini mengandung maslahat baginya, dan juga tanda kesehatannya.
Oleh karena itu, tertahannya darah itu keluar menandakan adanya kerusakan atau
kekurangan pada jaringan tubuh.
Tidakkah Anda lihat orang yang tidak tumbuh
rambut dan jenggotnya ketika sudah saatnya tumbuh? Anda lihat tabiatnya kurang
sempurna dan komponen tubuhnya lemah. Apabila Anda temui hal itu pada rambut
yang diketahui sebagian hikmahnya, kenapa Anda tidak mengkiaskannya pada rambut
dan bulu yang hikmahnya tidak tampak bagimu? Siapa yang menjadikan air liur
selalu mengalir ke mulut, tidak pernah kering, untuk membasahi tenggorokan dan
anak tekak, memudahkan berbicara dan menelan makanan? Bayangkan bagaimana
keadaanmu seandainya air liurmu agak kering dan sumber mata air ini menjadi
sedikit keluarnya! Seorang dokter mengatakan bahwa kelembaban pada mulut itu
sebagai kendaraan makanan. Coba bayangkan keadaanmu ketika air liurmu sedikit
kering, dan sumber air sedikit yang tidak terlalu dibutuhkan lagi.
Sesungguhnya Alquran dan hadits juga
mengungkap mengenai keajaiban tulang sulbi. Dijelaskan bahwa saat
manusia mati, seluruh bagian dari tubuhnya akan hancur, kecuali satu organ
tubuh yang tidak akan hancur, yaitu tulang sulbi. Dari tulang ini manusia
diciptakan dan kelak dibangkitkan kembali.
Jika kita analogikan dengan mesin-mesin alat
mekanik, maka akan tampak berbeda dengan mesin-mesin atau alat-alat mekanik
yang memerlukan pelumasan secara rutin sebagai perawatannya. Para ilmuwan
meneliti dan menghasilkan kesimpulan bahwa pada setiap titik sambungan tulang,
terdapat kartilase atau jaringan yang kuat dan lentur, yang memenuhi
ujung tulang.
Adanya selaput tipis yang mengeluarkan cairan
khusus yang menghubungkan seluruh rongga sambungan. Cairan khusus tersebut akan
keluar dari selaput dan melumasi sambungan saat tulang memberi tekanan pada
sebuah sambungan.
Alquran telah menyebutkan tentang sifat-sifat
tulang yang diciptakan Allah melalui salah satu ayat. Tepatnya pada Surah
Al-Baqarah Ayat 259 terkait dengan keajaiban tulang-belulang yang tersusun,
kemudian dibalut dengan daging.Allah swt berfirman:
أَوْ كَالَّذِي مَرَّ عَلَىٰ قَرْيَةٍ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىٰ
يُحْيِي هَٰذِهِ اللَّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۖ فَأَمَاتَهُ اللَّهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ
بَعَثَهُ ۖ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۖ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ ۖ قَالَ
بَلْ لَبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ إِلَىٰ طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ
ۖ وَانْظُرْ إِلَىٰ حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ آيَةً لِلنَّاسِ ۖ وَانْظُرْ إِلَى الْعِظَامِ
كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا ۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ قَالَ أَعْلَمُ
أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Atau
apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang
(temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah
menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan
orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya:
"Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya
tinggal di sini sehari atau setengah hari". Allah berfirman:
"Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah
kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan lihatlah kepada
keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu
tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai
itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan
daging". Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan
yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu”
Dalam ayat yang lain, Allah berfirman
mengenai tulang-belulang.
وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِيَ
خَلْقَهُ ۖ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ
قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا
أَوَّلَ مَرَّةٍ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ
"Dan
ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata:
"Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur
luluh? Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali
yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk," (Surat Ya Sin Ayat 78-79.)
Allah swt pun telah berfirman dalam QS.Ath-Thaariq
ayat 5 s.d 7:
فَلْيَنْظُرِ
الْإِنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ
خُلِقَ مِنْ
مَاءٍ دَافِقٍ
يَخْرُجُ مِنْ
بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ
"Maka
hendaklah manusia memerhatikan dari apakah dia diciptakan. Dia diciptakan dari
air yang dipancarkan. Yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang
dada perempuan," (QS.
Ath-Thaariq ayat 5-7)
Ternyata Al Qur’an surat Al Qiyaamah
ayat 3-4 menjelaskan tentang kekuasaan Allah untuk menyatukan kembali
tulang belulang orang yang telah meninggal, bahkan Allah juga mampu menyusun
kembali ujung-ujung jarinya dengan sempurna.
Mari kita
perhatikan firman Allah swt dalam QS Al-Qiyamah ayat 3-4:
أَيَحْسَبُ
الْإِنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ
بَلَىٰ قَادِرِينَ
عَلَىٰ أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ
“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak
akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? “Bukan demikian, sebenarnya
Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.”
Posting Komentar untuk "Keajaiban pada Organ Tubuh Manusia Wujud Kekuasaan Sang Pencipta"