Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keajaiban pada Organ Tubuh Manusia Wujud Kekuasaan Sang Pencipta

Keajaiban Tubuh Manusia

Keajaiban pada Organ Tubuh Manusia

Wujud Kekuasaan Sang Pencipta

(Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.)

Sesungguhnya, Allah swt telah menciptakan manusia dengan begitu sempurna. Sebagaimana firman-Nya:

ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ

Tetapi, Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam tubuhnya roh ciptaan NYA dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati. Tetapi kamu sedikit sekali bersyukur” (As-Sajdah:9)

Allah swt pun telah memberikan pernyataan tegas tentang manusia yang tidak memanfaatkan pendengaran, penglihatan dan hatinya dengan sebaik-baiknya selama diberikan kesempatan hidup di muka bumi ini. Sebagaimana firman Allah swt:

 وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَا أَبْصَارُهُمْ وَلَا أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ

“dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka
(Al-Ahqaf: 26)

Muncul pertanyaan dalam benak hati kita, “Mengapa ayat-ayat tersebut mendahulukan penyebutan ”pendengaran” dari pada “penglihatan” ? Tampaknya hal inilah yang mendorong para ulama tafsir untuk menemukan sebab-sebabnya. Mengapa demikian? Ada sebagian ahli tafsir yang berpendapat bahwa telinga adalah alat untuk mendengar seruan  dunia dan akhirat. Ulama lainnya berpendapat bahwa indra pendengaran pada bayi lebih dulu berfungsi daripada indra penglihatan. Selanjutnya, bagaimana para ilmuan modern (Ahli Anatomi Tubuh) dewasa ini menjawab permasalahan tersebut?

Ternyata Ilmu anatomi telah mampu membongkar sebuah kenyataan ilmiah yang selama ini terpendam. Otak terdiri atas beberapa kepingan, yaitu kepingan otak bagian depan, dahi, pelipis, dan kepingan otak bagian belakang. Pada kepingan-kepingan tersebut terdapat bermacam-macam pusat indra, pusat gerak, dan lainnya. Setelah mempelajari pusat-pusat pendengaran dan penglihatan, para ilmuan menemukan bahwa pusat pendengaran terletak pada kepingan pelipis dari otak yang berhadapan dengan telinga. Berbeda dengan pusat penglihatan yang terletak pada bagian belakang otak.
Apabila penyebutan pendengaran dan penglihatan dalam Al-Quran dengan mendahulukan penyebutan “pendengaran” maka ini sesuai dengan susunan anatomi pusat-pusat indra pada otak secara tepat.

Subhanallah, Maha Suci Allah dengan segala Firman-Nya. Ternyata, fakta ilmuan yang ditetapkan oleh ilmu anatomi ini baru dapat dibuktikan setelah empat belas abad turunnya Al-Quran. Ini baru dari satu sisi, sedangkan pada sisi lainnya juga terdapat fakta ilmiah yang ditetapkan dalam ilmu embrio (embriologi). Dalam embriologi, alat pendengaran lebih dulu berkembang pada saat kita masih dalam bentuk janin daripada alat penglihatan. Telinga terus berkembang dan menjadi sempurna sampai bulan ke lima dari kehidupan janin hingga sama dengan perkembangan telinga orang dewasa. Namun, kematangan indra penglihatan tidak akan sempurna kecuali setelah kelahiran.
Janin sudah mulai mendengar suara-suara pada saat masih berada di dalam perut ibunya, tepatnya pada saat kandungan berumur lima bulan. Namun, janin tidak dapat melihat cahaya dari berbagai sumber kecuali setelah ia dilahirkan. Hal ini disebabkan susunan saraf pendengaran lebih dulu berkembang dan matang sebelum perkembangan saraf penglihatan. Perbandingan jangka waktu diantaranya cukup jauh.
Sesungguhnya fakta-fakta ilmiah ini belum diketahui sebelum empat belas abad.

Kebanyakan darinya tidak diketahui, kecuali pada abad ini. Bahkan, para ilmuan tempo dulu yakin bahwa indera penglihatan lebih penting dari pada indra pendengaran. Seorang ilmuan anatomi terbesar dunia, Nagasat Nagamish telah masuk Islam ketika dia sedang berbicara mengenai saraf dan keberadaannya langsung di bahwa kulit (saraf sensorik). Oleh karena itu, saat kulit terbakar, hilanglah fungsi indra perasa. Lalu, ketika firman Allah disampaikan seorang muslim padanya,


إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا


“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (An-Nisaa’: 56)

Dia bertanya, “ Apakah perkataan ini telah disebutkan sejak empat belas abad yang lalu?” Si muslim menjawab, “Ya”,. Nagasat Nagmish berkata, “Sesungguhnya kenyataan ilmiah ini belum diketahui ilmu pengetahuan kecuali baru-baru ini. Tidak mungkin yang mengatakannya manusia, tapi itu dari Allah. Sungguh sudah tiba saatnya bagi saya untuk bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Alllah.”

Siapa yang menciptakan dua saluran di tenggorokan, yang salah satunya untuk suara dan nafas yang bersambung sampai ke paru-paru, sementara yang lain untuk makanan dan minuman, yaitu kerongkongan yang bersambung ke lambung? Dia meletakkan pemisah antara kedua saluran itu, yang menghalangi masing-masing menyeberangi lewat saluran yang lain. Kalau makanan mencapai paru-paru melalui saluran nafas, hewan akan mati.

Siapa yang menjadikan paru-paru sebagai kipas untuk jantung, mengipasinya tanpa mengendur, agar kepanasan sehingga dia mati? Siapa yang mengadakan saluran-saluran untuk sisa-sisa makanan, dan melengkapinya dengan tali-tali yang mengekangnya agar tidak mengalir keluar terus menerus sehingga mengganggu kehidupan manusia dan menghalangi manusia bercengkrama dengan temannya?

Siapa yang menjadikan lambung terbuat dari otot yang sangat kuat, karena dia disiapkan untuk memasak makanan? Kalau lambung itu terbuat dari daging segar, tentu dia sendiri yang akan masak. Karenanya, lambung dibuat dari otot yang kuat agar tahan untuk memasak dan tidak leleh oleh api di bawahnya. Siapa yang menjadikan hati lembut dan halus karena dia disiapkan untuk menerima makanan yang halus dan lembut, dan disiapkan untuk melakukan aktivitas yang lebih lembut dari pekerjaan lambung?

Siapa yang melindungi otak yang lembut dan lunak itu di dalam pipa-pipa keras dari tulang sehingga tidak rusak dan tidak leleh?  Perlu kita ketahui bahwa bagian otaklah organ yang mengendalikan gerak manusia. Sebagaimana firman Allah swt :

كَلَّا لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ

نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ

“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.” (QS. Al Alaq:15-16).

Sungguh ungkapan “ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka” dalam ayat di atas sangat menarik untuk dikaji. Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas mengatur fungsi-fungsi khusus otak, terletak pada bagian depan tulang tengkorak. Para ilmuwan hanya mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun waktu 60 tahun terakhir, sedangkan Al Qur’an telah menyebutkannya 1400 tahun lalu. Jika kita lihat bagian dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita temukan daerah frontal cerebrum (otak besar).

Sehingga jelas sudah bahwa ungkapan “ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka” benar-benar merujuk pada penjelasan di atas. Fakta yang hanya dapat diketahui para ilmuwan selama 60 tahun terakhir ini, telah dinyatakan Allah dalam Al Qur’an sejak dulu.

Berikutnya, Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah mengajak kita untuk merenungkan tentang siapa yang menjadikan darah yang cair itu tertahan dan terkurung di dalam urat-urat, seperti air di dalam wadah, agar terkendali dan tidak mengalir ke mana-mana? Siapa yang meletakkan kuku-kuku di ujung jari-jemari untuk melindunginya ketika melakukan pekerjaan-pekerjaan?

Siapa yang menjadikan bagian dalam telinga itu rata seperti keadaan planet agar suara merambat di dalamnya sampai tiba di bagian paling dalam dengan keadaan tidak begitu pedas, dan agar serangga-serangga tidak dapat menembus ke sana sebelum ditahannya, juga agar mencegah masuknya kotoran yang mungkin menyumpal, serta untuk hikmah-hikmah lainnya? Siapa yang menjadikan daging pada kedua belah paha dan pinggul lebih banyak daripada yang ada pada bagian tubuh lainnya untuk menjaganya dari tanah, sehingga tulang-tulang paha dan pinggul itu tidak sakit karena terlalu lama duduk, seperti sakitnya orang kurus tak berdaging akibat duduk terlalu lama karena tidak ada yang mengalasinya ketika sedang duduk di tanah?

Siapa yang menjadikan air mata terasa asin yang mencegah mata mencair, sementara air telinga pahit yang melindunginya dari lalat, nyamuk, dan serangga; sedang air mulut (liur) tawar untuk merasakan rasa benda-benda yang sebenarnya? Siapa yang menjadikan pintu pembuangan kotoran pada manusia berada pada tempat paling tertutup, sebagaimana insinyur yang bijak akan meletakkan tempat buang hajat di bagian paling tertutup dari rumah?

Demikianlah pintu buang hajat pada manusia terletak di tempat paling tersembunyi; tidak kelihatan dari belakang dan tidak pula menonjol ke depan, melainkan terbenam di tempat rahasia dari tubuh. Kedua paha, dengan dagingnya yang banyak, bertemu di sana. Apabila tiba saat buang hajat, dan manusia sudah duduk untuk membuang kotorannya, pintu pembuangan itu terbuka menganga di permukaan tanah.

Mari kita renungkan, siapa yang menjadikan gigi depan tajam untuk memotong dan membelah makanan, sedang geraham lebar untuk menumbuknya? Siapa yang tidak memberi indera perasa pada rambut dan kuku karena rambut dan kuku itu dapat memanjang dan perlu dipendekkan? Kalau saja Dia memberinya indera (rasa), manusia akan merasa sakit ketika memendekkannya. Jika bulu dan kuku itu dapat merasa, tentu manusia akan mengalami salah satu dari dua problem: membiarkannya panjang dan jelek, atau menanggung sakit ketika mencabut dan memotongnya.

Ibnu Qoyyim pun mengajak kita untuk merenungkan, siapa yang menjadikan telapak tangan tidak ditumbuhi bulu atau rambut; sebab kalau berbulu, manusia tidak dapat merasakan sentuhan terhadap benda dengan benar, dan tentu banyak pekerjaan yang akhirnya jadi sulit dilaksanakan, khususnya pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dengan telapak tangan? Karena hikmah inilah, maka alat vital lelaki tidak ditumbuhi bulu-bulu karena akan menghalangi hubungan intim. Tapi karena hormon mendorong tumbuhnya bulu, maka ia tumbuh di sekitar kemaluan, baik pada lelaki atau wanita. Dan karena hikmah ini pula, maka ia tidak tumbuh di bibir, dan dalam mulut, juga tidak tumbuh di telapak kaki bagian bawah maupun atasnya, sebab telapak kaki menyentuh debu, kotoran, lumpur, dan duri. Kalau di sana ada rambut atau bulu pasti sangat mengganggu, dan setiap waktu akan membawa tanah yang memberatkan manusia. Ini bukan keistimewaan yang dimiliki manusia saja. Anda lihat seluruh tubuh hewan dipenuhi oleh bulu-bulu, kecuali bagian-bagian di atas karena hikmah tersebut.

Tidakkah Anda lihat bagaimana karya cipta Ilahi bersih dari kesalahan dan mudharat, dan hanya membawa kebenaran serta manfaat? Orang yang mencari-cari sisi negatif dari hikmah penciptaan manusia meragukan hikmah bulu-bulu yang tumbuh di ketiak, di sekitar kemaluan, di dalam hidung, dan yang ada di lutut. Mereka mempertanyakan apa hikmahnya? Apa faedahnya? Ini tidak lain karena kebodohan mereka yang keterlaluan, sebab hikmah tidak harus seluruhnya (atau sebagian besarnya) diketahui manusia. Bahkan, yang mereka ketahui tidak sebanding dengan yang tidak mereka ketahui. Kalau diperbandingkan hikmah Allah SWT dalam ciptaan dan syariat-Nya yang diketahui seluruh makhluk dengan hikmah yang tidak mereka ketahui, hal itu seperti setetes air di lautan.

Dan, orang yang berakal dapat menjadikan hikmah yang telah ia ketahui sebagai bukti adanya hikmah yang tidak ia ketahui, dan dia mengetahui hikmah dalam sesuatu yang tidak diketahuinya seperti apa yang diketahui, bahkan bisa jadi lebih besar dan dalam. Tidaklah perumpamaan orang-orang yang dungu tersebut, melainkan seperti orang yang sama sekali tidak mengerti tentang ilmu dan ketrampilan yang rumit; seperti ilmu bangunan, kedokteran, ketrampilan menenun dan menjahit, serta kerajinan kayu.

Meski tidak tahu apa-apa, dia ingin membantah orang-orang yang menguasai ilmu-ilmu tersebut dan mempertanyakan hikmah yang tidak diketahuinya, "Apa hikmahnya ini? Ini tidak ada faedahnya!" Padahal orang-orang yang menguasai ilmu dan ketrampilan tersebut, adalah manusia biasa seperti dia, yang mungkin saja bisa dia tandingi ketrampilan mereka, atau bahkan dia kalahkan. Apalagi, Tuhan yang hikmahnya mencengangkan akal yang tidak ada satu makhluk pun yang menyamai hikmah-Nya, sebagaimana tidak ada yang menyamai-Nya dalam mencipta. Maka, siapa saja yang menjadikan akalnya sebagai neraca atau standar untuk menimbang hikmah-Nya, lalu yang dapat dipahaminya diakuinya ada, sedang yang tidak dipahaminya diingkarinya, maka dia adalah orang yang paling dungu.

Dalam segala hal yang tidak diketahui manusia, Allah SWT punya hikmah yang banyak; sungguh tidak dapat diingkari. Ketahuilah bahwa di bawah tempat tumbuhnya rambut tersimpan suhu panas dan kelembaban yang tabiatnya menuntut keluarnya rambut di sana. Lihatlah, bukankah rumput tumbuh di rawa-rawa setelah air meresap ke dalamnya sebab tempat seperti ini punya tingkat kelembaban yang khas. Oleh karena itu, tempattempat tumbuhnya rambut termasuk bagian badan yang paling lembab. Dan karena lembab itulah, maka sangat cocok untuk pertumbuhan rambut. Tabiat mendorong keluar cairan-cairan yang lembab itu, sehingga tumbuhlah rambut. Kalau terkurung di dalam badan akan mendatangkan mudharat, menyakiti bagian dalamnya. Jadi, keluarnya itu mengandung maslahat bagi hewan; sedang kalau tidak keluar itu, hanya karena adanya kekurangan atau cacat, dan ini seperti keluarnya darah haid pada wanita. Keluarnya darah ini mengandung maslahat baginya, dan juga tanda kesehatannya. Oleh karena itu, tertahannya darah itu keluar menandakan adanya kerusakan atau kekurangan pada jaringan tubuh.

Tidakkah Anda lihat orang yang tidak tumbuh rambut dan jenggotnya ketika sudah saatnya tumbuh? Anda lihat tabiatnya kurang sempurna dan komponen tubuhnya lemah. Apabila Anda temui hal itu pada rambut yang diketahui sebagian hikmahnya, kenapa Anda tidak mengkiaskannya pada rambut dan bulu yang hikmahnya tidak tampak bagimu? Siapa yang menjadikan air liur selalu mengalir ke mulut, tidak pernah kering, untuk membasahi tenggorokan dan anak tekak, memudahkan berbicara dan menelan makanan? Bayangkan bagaimana keadaanmu seandainya air liurmu agak kering dan sumber mata air ini menjadi sedikit keluarnya! Seorang dokter mengatakan bahwa kelembaban pada mulut itu sebagai kendaraan makanan. Coba bayangkan keadaanmu ketika air liurmu sedikit kering, dan sumber air sedikit yang tidak terlalu dibutuhkan lagi.

Sesungguhnya Alquran dan hadits juga mengungkap mengenai keajaiban tulang sulbi. Dijelaskan bahwa saat manusia mati, seluruh bagian dari tubuhnya akan hancur, kecuali satu organ tubuh yang tidak akan hancur, yaitu tulang sulbi. Dari tulang ini manusia diciptakan dan kelak dibangkitkan kembali.

Jika kita analogikan dengan mesin-mesin alat mekanik, maka akan tampak berbeda dengan mesin-mesin atau alat-alat mekanik yang memerlukan pelumasan secara rutin sebagai perawatannya. Para ilmuwan meneliti dan menghasilkan kesimpulan bahwa pada setiap titik sambungan tulang, terdapat kartilase atau jaringan yang kuat dan lentur, yang memenuhi ujung tulang.

Adanya selaput tipis yang mengeluarkan cairan khusus yang menghubungkan seluruh rongga sambungan. Cairan khusus tersebut akan keluar dari selaput dan melumasi sambungan saat tulang memberi tekanan pada sebuah sambungan.

Alquran telah menyebutkan tentang sifat-sifat tulang yang diciptakan Allah melalui salah satu ayat. Tepatnya pada Surah Al-Baqarah Ayat 259 terkait dengan keajaiban tulang-belulang yang tersusun, kemudian dibalut dengan daging.Allah swt berfirman:


أَوْ كَالَّذِي مَرَّ عَلَىٰ قَرْيَةٍ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىٰ يُحْيِي هَٰذِهِ اللَّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۖ فَأَمَاتَهُ اللَّهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُ ۖ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۖ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ ۖ قَالَ بَلْ لَبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ إِلَىٰ طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ ۖ وَانْظُرْ إِلَىٰ حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ آيَةً لِلنَّاسِ ۖ وَانْظُرْ إِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا ۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ قَالَ أَعْلَمُ أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari". Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging". Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”

Dalam ayat yang lain, Allah berfirman mengenai tulang-belulang.

وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِيَ خَلْقَهُ ۖ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ

قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ

"Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh? Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk," (Surat Ya Sin Ayat 78-79.)

Allah swt pun telah berfirman dalam QS.Ath-Thaariq ayat 5 s.d 7:

فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ

خُلِقَ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ

يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ

"Maka hendaklah manusia memerhatikan dari apakah dia diciptakan. Dia diciptakan dari air yang dipancarkan. Yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan," (QS. Ath-Thaariq ayat 5-7)

Ternyata Al Qur’an surat Al Qiyaamah ayat 3-4 menjelaskan tentang kekuasaan Allah untuk menyatukan kembali tulang belulang orang yang telah meninggal, bahkan Allah juga mampu menyusun kembali ujung-ujung jarinya dengan sempurna.

Mari kita perhatikan firman Allah swt dalam QS Al-Qiyamah ayat 3-4:

أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ

بَلَىٰ قَادِرِينَ عَلَىٰ أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ

“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? “Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.”

 

 


Posting Komentar untuk "Keajaiban pada Organ Tubuh Manusia Wujud Kekuasaan Sang Pencipta"