Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hikmah Penciptaan Semut, Meskipun Imut Banyak Pelajaran yang Dapat Kita Pungut

SEMUT

Hikmah Penciptaan Semut, Meskipun Imut Banyak Pelajaran yang Dapat  Kita Pungut

(Oleh: DR.H.Sukarmawan,M.Pd.)

Bagi sebagian orang semut mungkin hanya dianggap sebagai hewan pengganggu yang harus disingkirkan atau bahkan dibasmi karena suka menggigit. Namun siapa sangka, hewan kecil yang satu ini ternyata mempunyai keistimewaan yang luar biasa.

Sesungguhnya semut, yang merupakan serangga yang banyak hidup di kawasan tropis ini di kenal sebagai serangga sosial lantaran kerap terlihat kompak berbaris ketika berjalan yang jumlahnya bisa mencapai ribuan. Mereka hidup berkoloni dan bekerja sama untuk mencari makan, membuat sarang, dan melindungi diri.

Meskipun ukuran tubuhnya kecil, akan tetapi koloni semut mampu membawa beban yang berat, bahkan satu semut mampu mengangkat 50 kali lebih besar dari berat tubuhnya. Tak heran jika hewan mini ini dikenal sebagai hewan super kuat lantaran memiliki kaki yang kokoh meskipun harus menaiki pohon atau pun merayap ke tempat yang tinggi.

Patut kita ketahui bahwa semut sesungguhnya tergolong hewan yang pintar, bahkan diketahui bahwa hewan ini memiliki ukuran tubuh dan kapasitas otak yang jauh lebih besar daripada jenis serangga lainnya. Istimewanya lagi, hewan mini yang satu ini pun Allah swt cantumkan di dalam Alquran pada surah an-Naml ayat ke-18 dan 19 yang menceritakan tentang Nabi Sulaiman AS dan bala tentaranya.

Dalam Al-Quran Surat An-Naml Ayat 18, Allah swt berfirman:

حَتَّىٰ إِذَا أَتَوْا عَلَىٰ وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari".

Tafsir Al-Quran dari Surat An-Naml Ayat 18 tersebut adalah :  

"Wahai semut-semut, masuklah ke dalam sarang kalian, agar kalian tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari keberadaan kalian, sebab bila mereka mengetahuinya niscaya mereka tidak akan menginjak-injak kalian."

Semut merupakan salah satu hewan yang diabadikan dalam Alquran bahkan menempati surah tersendiri yaitu Surah an-Naml. Dalam surah tersebut juga disebutkan semut adalah hewan yang sempat berkomunikasi dengan Nabi Sulaiman AS

Dikisahkan, di tengah perjalanan, Nabi Sulaiman dan pasukannya memasuki sebuah lembah. Di lembah itu ada banyak sarang semut. Melihat banyaknya pasukan yang dibawa Nabi Sulaiman as, para semut pun ketakutan. Mereka khawatir terinjak-injak pasukan Nabi Sulaiman as tersebut. 

Jirsan, raja semut yang berasal adari Bani Syishibban berkata pada semut yang lain, ''Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari." (QS an-Naml [27]: 18).  

Mengutip Buku Pintar Sains dalam Alquran karya Nadiah Thayyarah, pada masa lalu,  ilmuwan meyakini bahwa kehidupan binatang yang termasuk kelompok serangga berjalan atas dasar insting belaka, dan bukan berdasarkan suatu sistem perilaku yang teratur dan tertib. 

Namun setelah dicapainya kemajuan dan perkembangan pengetahuan tentang dunia serangga, yang didasarkan pada ilmu fisiologi yang membahas fungsi setiap anggota tubuh yang dimilikinya, juga ilmu genetika, para ilmuwan mendapatkan bahwa kehidupan serangga berjalan di atas dasar fungsi-fungsi tertentu, sesuai dengan sifat genetika yang mengatur perilakunya. 

Salah satu jenis serangga yang menarik penelitian mereka adalah semut. Di mana jenis serangga ini memiliki sistem kehidupan yang tertib yang membatasi perilaku tiap-tiap anggota masyarakatnya. 

Untuk tempat tinggalnya, semut biasanya hidup secara berkelompok di suatu tempat tertentu. Di mana terkadang, sekelompok semut bisa memenuhi satu lembah yang luas sebagai tempat tinggal mereka.

Mereka hidup karena kerjasama di antara sesama anggota kelompok. Ketika mereka dihadapkan pada rintangan yang berupa air, misalnya, maka semut-semut yang muda, khususnya yang jantan dan memiliki badan yang kuat akan membangun suatu jembatan dengan cara mengaitkan kaki mereka masing-masing. 

Sehingga semut-semut yang lemah dan terluka serta yang sudah tua atau masih kecil, bisa melewati rintangan itu dengan selamat. Pembuatan jembatan ini adalah merupakan perintah dari seorang ratu semut yang memimpin kerajaan mereka.

Kerajaan semut pun terdapat yang anggota-anggotanya bertugas untuk memberikan masukan kepada ratu, dalam menetapkan setiap keputusan yang akan diambilnya, terlebih pada saat-saat genting.

Di kerajaan semut ini, yang menjadi pemimpin adalah semut betina dan bukan semut jantan. Karenanya mereka hanya memiliki ratu, dan tidak memiliki raja. 

Fenomena ini, merupakan hal yang biasa terjadi dalam kelompok serangga. Adapun sebabnya, dikarenakan bentuk tubuh sang ratu yang besar dan peranan penting yang dimainkannya. Di mana serangga jantan memiliki peranan yang kurang penting dibanding peranan serangga betina.

Semut betina memiliki tugas antara lain, mendidik, menjaga, dan mengawasi pertumbuhan anak-anaknya serta menyiapkan dan menyimpan persedian makanan. 

Adapun jantannya, hanya bertugas untuk mempertahankan dan membela kehidupan mereka. Untuk itu, mereka akan mendapatkan imbalan dengan dipenuhinya semua kebutuhan pokok mereka tanpa harus berpayah-payah bekerja. Semua ini berjalan berdasarkan perintah dari ratu dan para pembantunya.

Tentunya, interaksi yang terjadi antara sesama semut membutuhkan suatu media komunikasi. Dan sesuai penelitian, terdapat bukti bahwa semut ini mempunyai bahasa yang mereka gunakan untuk saling berkomunikasi di antara sesama mereka, sehingga kehidupan mereka bisa berjalan secara teratur dan tertib

 

 

 

Kemudian perhatikanlah semut yang lemah ini. Perhatikan kecerdasan dan tekniknya dalam mengumpulkan, menyimpan, dan menjaga makanannya agar terhindar dari kerusakan! Di sana terkandung pelajaran dan tanda-tanda (kekuasaan Allah). Apabila ingin mendapatkan makanan, Anda lihat kelompok semut keluar dari lubang-lubangnya. Bila telah menemukan makanan, mereka lantas membuat jalan dari lubangnya ke makanan itu, dan mulailah mereka memindahkannya. Ketika memindahkan makanan ini, Anda lihat mereka terdiri dari dua rombongan. Satu rombongan membawa makanan ke rumah, dan rombongan lain keluar dari rumah-rumah mereka ke makanan itu. Kedua rombongan itu tidak bercampur di jalan. Mereka seperti dua helai benang, seperti rombongan manusia yang pergi melalui satu rute dan rombongan lain yang pulang melalui rute di sebelahnya. Apabila beban makanan yang mereka bawa terasa berat, sekelompok semut berkumpul untuk sama-sama dan saling membantu memikulnya, seperti sekelompok orang bersama-sama mengangkat sebuah batu atau kayu.

Apabila hanya seekor di antara mereka yang menemukan makanan itu, teman-temannya membantu membawa ke sarangnya lalu mereka pergi membiarkan dia menikmati makanan yang ditemukannya itu. Sedang apabila yang menemukannya ramai-ramai, mereka bergotong royong membawanya lalu membaginya di depan pintu rumah. Seorang arif menceritakan bahwa pada suatu hari dia menyaksikan sesuatu yang ajaib pada diri semut. Katanya, "Aku melihat seekor semut mendatangi potongan badan belalang lalu mencoba mengangkatnya dari tanah. Karena tidak mampu, dia pergi tidak jauh dari situ lalu kembali dengan membawa beberapa temannya. Aku angkat belalang itu dari tanah. Ketika si semut tiba bersama teman-temannya di tempat tadi, mereka berkeliling mencari-cari, tapi mereka tidak mendapati apa-apa. Teman-temannya akhirnya pulang. Kemudian aku letakkan lagi. Si semut tadi datang lagi dan melihatnya, lalu dicobanya mengangkat tapi tidak mampu. la pergi tidak jauh dan memanggil teman-temannya. Aku angkat lagi potongan itu. Mereka berkeliling di sekitar tempat itu tapi tidak menemukan apa-apa. Akhirnya mereka pergi. Kemudian aku letakkan lagi. Semut itu kembali, lalu memanggil teman-temannya. Mereka mengelilingi tempat itu mencari-cari tapi tidak menjumpai apaapa. Akhirnya mereka membuat lingkaran, semut tadi berada di tengah. Saya kemudian melihat mereka menyerang, mencabik-cabik dan memotong-motong tubuhnya."

Di antara kecerdasan hewan ini, apabila mereka menyimpan biji di tempat tinggalnya, mereka membelahnya agar tidak tumbuh. Kalau kedua belah biji itu dapat tumbuh secara terpisah, mereka membelahnya menjadi empat. Apabila biji itu terkena embun atau basah dan dikhawatirkan rusak, mereka mengeluarkannya dan menjemurnya di bawah terik matahari lalu mengembalikannya lagi ke dalam rumah. Oleh karena itu, kadang Anda melihat banyak biji-biji berserakan di pintu rumahnya. Ketika Anda kembali beberapa saat kemudian, Anda tidak melihat ada sebiji pun.

Di antara kecerdasannya juga, mereka hanya membuat perkampungan di tempat yang agak tinggi dari tanah agar tidak tenggelam apabila banjir datang. Anda tidak menjumpai perkampungan semut di perut lembah, tetapi di bagian atas yang tidak terjangkau oleh banjir. Sebagian bukti kecerdasannya adalah yang disebutkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an mengenai perkataan seekor semut kepada teman-temannya ketika melihat Nabi Sulaiman dan tentaranya, "Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. "(an-Naml: 18)

Simak pula firman Allah swt dalam QS.an-Naml ayat 19

 فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ

“maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh"

Tampak Nabi Sulaiman kagum akan omonga semut sampai tersenyum dengan tertawa, dan dia memohon Allah supaya membuatnya bersyukur atas nikmat yang membuatnya dapat mendengar ucapan semut. Kecerdasan ini bukan mustahil dimiliki oleh satu umat yang bertasbih kepada Tuhannya. Dalam hadits shahih Nabi saw. bersabda, "Dahulu ada seorang nabi berteduh di bawah pohon, lalu seekor semut menggigitnya. Dia marah dan memerintahkan untuk diambilkan peralatan, lalu memerintahkan supaya sarang semut dibakar. Setelah itu Allah menurunkan wahyu-Nya, 'Karena seekor semut menggigitmu, engkau telah membakar satu umat yang bertasbih. Kenapa tidak kamu bunuh seekor saja yang telah menggigitmu?!'"(HR Bukhari dan Muslim)

Apa hikmah atau pelajaran yang dapat dipetik manusia dari diciptakannya semut oleh Allah swt?

Aapapun yang diciptakan Allah, bahkan yang manusia anggap hal yang remeh dan sepele, pasti memiliki manfaat. Hanya saja, manusia yang tidak atau belum bisa mengurai dan memahamiakan manfaatnya. Sebagaimana firman Allah swt:

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka” (QS. Shad [38]: 27)

Jika kita tela’ah dengan seksama, paling tidak ada 5 Pelajaran Terpenting dari penciptaan Semut untuk dijadikan pelajaran atau hikmah bagi manusia. Sebagaiman kisah  yang telah A;;aj swt abadikan di dalam surat An-Naml. Kelima pelajaran tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, bahwa keberadaan satu orang dapat menghidupkan manusia di suatu bangsa. Maksudnya adalah, semut mengajarkan bahwa seseorang tidak boleh terlepas dari usaha maksimal pribadinya.

حَتَّىٰ إِذَا أَتَوْا عَلَىٰ وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ 

"Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari." (QS An-Naml: 18)

Semut mengajarkan tentang arti upaya yang dimulai dari diri sendiri dan jangan meremehkan usaha yang hanya dilakukan satu orang untuk menyelesaikan masalah besar. Setiap individu memiliki kemampuan untuk melakukan banyak hal.

Kedua, Hendaklah kita mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi kita. Hal inilah yang dilakukan semut saat menghadapi masalah. Misalnya, kaki dan langkah manusia tentu menjadi ancaman yang sangat berbahaya bagi keselamatan semut karena bisa mati terinjak. Namun demikian, dalam kondisi seperti itu semut tidak melarikan diri. Semut-semut justru berdiri menyerukan koloni/ bangsanya untuk mencoba saling menyelamatkan, mengutamakan kepentingan bangsanya atas kepentingan dirinya sendiri.

Ketiga, Hendaknya yang lebih diutamakan adalah menikmati proses dan tidak mengharapkan hasil. Semut telah memberi contoh tentang nikmatnya berfokus pada proses, bukan pada hasil. Mereka punya energi atau kekuatan untuk mengerahkan segala upaya, maka kekuatan ini sebetulnya merupakan anugerah yang harusnya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Bila merasa tidak puas pada hasilnya, maka ada kekurangan pada proses ikhtiar yang harus dievaluasi.  

Keempat, Hikmah atau pelajaran dari semut adalah memberikan solusi yang praktis. Semut tidak sekadar mengingatkan atau mengimbau, tetapi mereka juga menawarkan solusi praktis yang membebaskan bangsanya dari kesulitan, sesuai dengan kemampuan mereka.

Kelima, semut memiliki pemikiran yang cerdas. Dasarnya adalah perkataan semut dalam surat An-Naml ayat 18, "...agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari."

Karena semut merupakan jenis binatang yang berukuran sangat kecil, sehingga hampir tidak ada yang menoleh ke bawah untuk memperhatikan semut yang ada di bawahnya. Hal inilah tampaknya yang membuat mereka koloni semut harus melakukan langkah antisipasi. Hal yang unik dan menarik, semut tahu bahwa manusia tidak memperhatikan mereka sehingga tidak menyadari bila telah menginjak semut. Dengan demikian, kalimat peringatan yang disampaikan semut kepada bangsanya merupakan pemikiran yang logis dan menunjukkan tingkat kecerdasan yang tinggi.

Demikianlah yang dapat Penulis uraikan terkait dengan hikmah dari penciptaan semut oleh Allah SWT. Meskipun semut sering mengganggu dan menggigit, tetapi hendaknya kita tetap harus memperlakukannya dengan baik.

 

Posting Komentar untuk "Hikmah Penciptaan Semut, Meskipun Imut Banyak Pelajaran yang Dapat Kita Pungut"