Coba Sejenak Saja Anda Pelajari Diri Anda Sendiri (Bagian Pertama)
Coba Sejenak Saja Anda Pelajari
Diri Anda Sendiri
(Bagian Pertama)
Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.
Sempatkanlah sejenak untuk Anda renungkan tentang
diri Anda sendiri, sejenak waktu saja!
Siapa gerangan yang mengatur dengan begitu cermat ketika Anda masih berupa janin
dalam kandungan ibu Anda, di tempat yang tidak ada tangan yang dapat menjangkau
Anda , tidak ada mata yang melihat Anda, dan Anda tidak berdaya untuk mendapat
makanan sendiri atau untuk menolak penyakit. Siapakah yang menyalurkan zat
makanan kepada Anda melalui darah ibu Anda seperti air menyuplai makanan kepada
tumbuh-tumbuhan dan mengubah darah itu menjadi susu?
Dia terus memberi Anda makanan dengannya di
tempat yang paling sempit, dan tidak mungkin seseorang di sana mencari makan
sendiri. Hingga, jika badan Anda telah sempurna, kulit Anda telah kuat untuk
berinteraksi dengan udara, mata Anda telah kuat menerima sinar, tulang-tulang
Anda keras sehingga sanggup bersentuhan dengan benda-benda di bumi, maka ibu
Anda merasakan sakitnya melahirkan yang memaksa Anda keluar ke dunia ujian.
Rahim mendorong Anda dari tempat Anda seakan-akan ia tidak pernah mengandung
Anda sama sekali.
Sungguh, alangkah berbedanya situasi dan
kondisi yang terjadi antara penerimaan rahim ketika Anda masuk dalam bentuk
setetes air mani ke dalam Rahim ibu Anda dengan situasi dan kondisi saat
dorongan Anda yang ingin segera keluar dari Rahim ibu Anda. Padahal, sebelumnya
rahim tampak begitu senang dan gembira saat mengandung Anda, tapi saat
melahirkan Anda, Ibu Anda menangis kesakitan dan merintih kepada Tuhan karena
beban melahirkan Anda yang begitu berat.
Coba Anda renungkan dalam waktu sejenak
saja, Siapa yang membukakan pintu rahim
untuk Anda masuk kedalamnya, lalu menutupnya sampai bentuk Anda sempurna,
kemudian membuka pintu itu lagi dan melebarkannya sehingga Anda keluar darinya
dalam sekejap mata? Sempitnya tidak mencekik Anda, sulitnya jalan yang Anda
lalui di sana tidak menahan Anda. Coba sejenak saja Anda perhatikan dan
renungkan, Anda masuk melalui pintu itu dan Anda keluar pun dari sana, tentu Anda
merasa sangat heran. Siapa yang mengilhaminya agar menyempit pada saat Anda
masih dalam keadaan setetes mani sehingga kondisi Anda tidak rusak di sana, dan
siapa pula yang mengilhami supaya melebar sehingga Anda dapat keluar dengan
selamat?
Anda keluar sendirian, dengan kondisi lemah,
tanpa berpakaian, tanpa perhiasan, dan tanpa membawa harta. Saat itu Anda
adalah makhluk Allah SWT yang paling miskin, lemah, dan paling memerlukan
bantuan. Maka, Allah swt memindahkan susu yang dahulu Anda konsumsi di perut
ibu Anda, ke dalam dua tempat penyimpanan (payudara) yang tergantung di dada
ibu Anda. Ibu Anda membawakan makanan yang Anda butuhkan di dadanya sebagaimana
dia telah membawa Anda di perutnya selama hampir 9 bulan 10 hari. Allah SWT mengalirkan susu ke kedua payudara
itu dengan amat lembut, melalui saluran-saluran yang telah disiapkan. Allah swt
terus mengawasi saluran-saluran itu sampai kedua puting itu penuh dan kamu
selesai meminumnya. Ia adalah sumur yang airnya tidak habis dan sumbernya tidak
tersumbat. Allah swt mengirimkannya kepada Anda melalui jalan-jalan yang tidak
diketahui oleh pengembara dan tidak dapat dilalui oleh pejalan kaki.
Siapa gerangan yang melembutkan susu itu
untuk Anda? Siapa yang menjernihkannya, melezatkan rasanya, membaguskan
warnanya, dan memasaknya dengan sempurna, tidak panas atau dingin yang dapat membahayakan
kondisi Anda, rasanya tidak pahit atau asin, dan baunya tidak busuk? Allah swt
telah mengubahnya dalam bentuk makanan dengan manfaat yang berbeda dengan
fungsi dan bentuknya saat Anda di perut Ibu Anda.
Sungguh Allah swt telah memenuhi kebutuhan
Anda pada saat Anda sangat membutuhkannya, ketika Anda amat lapar dan dahaga. Allah
swt memfungsikan susu sebagai makanan dan minuman sekaligus. Begitu Anda dilahirkan
ke muka bumi ini, Anda menggerakkan bibir Anda untuk menyusu. Anda pun
mendapati susu yang tergantung itu seperti kantong kulit menjuntai dan
menyerahkan pancaran air susunya kepada Anda untuk Anda nikmati sepuasnya. Di
ujungnya terdapat puting yang sesuai dengan ukuran mulut Anda yang kecil
sehingga Anda tidak lelah ketika mengulumnya. Allah swt pun telah melubangi
ujungnya dengan lubang yang lembut sesuai dengan kemampuan Anda; tidak lebar agar
Anda tidak tersedak oleh susu, dan tidak sempit sehingga Anda sulit
menyedotnya. Allah swt telah menjadikan ukurannya sesuai dengan hikmah-Nya dan
maslahat untuk Anda.
Renungkanlah sejenak saja, Siapa gerangan yang
membuat hati ibu Anda sangat mengasihi Anda bagaimanapun keadaannya, dan
meletakkan rasa sayang yang luar biasa mengagumkan, sehingga Anda mendapat
ketenangan dalam dekapannya? Jika ibu Anda mendengar tangisan atau rengekan
Anda, ia bangkit dan memprioritaskan kebutuhan Anda atas kebutuhannya sendiri.
Ia terdorong kepada Anda tanpa penuntun atau pendorong, selain dorongan dan
tuntutan kasih sayang. Ibu Anda rela kalau semua yang bisa menyakiti Anda
menimpa dirinya saja, tanpa mengenai diri Anda. Dia rela menambahkan umurnya
kepada umur Anda.
Siapa yang meletakkan kasih sayang itu di
hatinya? Sampai di suatu saat badan Anda telah kuat, usus-usus Anda telah
melebar, tulang-tulang Anda telah mengeras, dan Anda membutuhkan makanan yang
lebih keras dari makanan Anda dan menguatkan tulang dan daging Anda, maka Allah
swt menumbuhkan di mulut Anda alat memotong dan mengunyah. Dia memasang gigi
depan untuk memotong makanan, dan geraham untuk mengunyahnya. Siapa yang
mencegah gigi-gigi itu tumbuh pada masa Anda menyusu sebagai rahmat kepada ibu
Anda, lalu menumbuhkannya pada saat Anda sudah bisa makan sebagai rahmat atas
diri Anda.
Seandainya ketika Anda keluar dari perut ibu
Anda sudah punya gigi, taring, dan geraham; bagaimana ibu Anda menghadapi Anda?
Kalau Anda tidak diberi gigi ketika Anda membutuhkannya, bagaimana Anda
menghadapi makanan-makanan itu yang tidak mungkin Anda telan sebelum Anda
potong dan Anda kunyah? Semakin Anda kuat dan membutuhkan gigi untuk memakan
makanan yang bermacam-macam, maka alat-alat itu ditambah sampai akhirnya
berhenti pada geraham. Sehingga, Anda mampu menggigit daging, memotong roti,
dan mematahkan makanan yang keras. Siapa yang membantu Anda dengan alat-alat
ini sehingga Anda dapat menyantap berbagai macam makanan?
Kemudian, sejalan dengan hikmah-Nya, Dia
mengeluarkan Anda dari perut ibu Anda dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Anda
bodoh, tidak punya akal dan pemahaman. Itu adalah salah satu rahmat-Nya kepada
Anda. Karena, dengan kelemahanmu, kamu tidak sanggup memfungsikan akal,
pemahaman, dan pengetahuan; kamu justru akan merana. Allah swt yang telah
menjadikan akal itu berkembang secara bertahap pada dirimu. Tidak muncul secara
tiba-tiba dan mengejutkan, melainkan tumbuh sedikit demi sedikit sampai
sempurna.
Seandainya Anda dilahirkan dalam keadaan
dapat memahami seperti keadaan Anda pada masa dewasa, tentunya kehidupan Anda
akan sengsara, karena Anda melihat diri Anda digendong, menyusu, diikat dengan
selendang gendongan, terpenjara di buaian, lemah, dan tidak berdaya melakukan
apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Bayangkan bagaimana jadinya hidup Anda
jika dalam kondisi semacam ini Anda sudah berpikiran matang, lalu Anda tidak
menerima kenikmatan, kelembutan, dan kasih sayang seperti yang diberikan kepada
bayi. Anda menjadi makhluk Allah SWT yang paling merana dan sengsara.
Kedatangan Anda ke dunia ini dalam keadaan
bodoh dan tidak mengetahui apa-apa, sebenarnya penuh hikmah dan rahmat. Anda
menerima segala hal dengan otak yang lemah dan pengetahuan yang kurang.
Kemudian akal dan pengetahuan Anda terus bertambah sedikit demi sedikit sampai Anda
terbiasa dengan benda-benda, dan mencoba-cobanya. Anda tidak lagi heran dan
mengamat-amati saja, tapi sudah bisa langsung mempergunakannya. Di samping itu,
masih ada lagi hikmah selain yang telah kami sebutkan. Jadi, siapa yang terus
menjaga dan merawat Anda sampai terpenuhi segala manfaat, alat, dan keperluan
Anda tepat pada saat Anda membutuhkannya; tanpa perlu mempercepat atau
memperlambatnya dari waktu butuhnya?
Allah swt telah memberimu kuku-kuku pada
waktu kamu memerlukannya untuk bermacam manfaat. Kuku-kuku itu membantu dan
menguatkan jari-jari. Karena kebanyakan pekerjaan dilakukan dengan ujung jari,
maka ia dibantu dengan kuku untuk menambah kekuatannya. Di samping itu, kuku
juga berfungsi untuk menggaruk badan yang gatal, mencongkel sesuatu yang tidak
dapat dikeluarkan dengan daging jari, dan sebagainya. Allah swt telah
mempercantik kamu dengan rambut di kepala sebagai hiasan, dan pelindung dari
panas dan dingin. Sebab, kepala adalah tempat beradanya indera-indera, dan
sebagai sumber pikir dan dzikir. Dan, buah dari akal pun akan bermuara
kepadanya. Khusus untuk lelaki, wajahnya diperindah dengan jenggot dan cambang
untuk menambah kewibawaan, kegagahan, ketampanan, dan tanda kedewasaan, serta
pembeda antara lelaki dan wanita. Sedangkan wanita tetap dalam kondisinya
(tanpa jenggot). Wajahnya halus mulus agar lebih membangkitkan syahwat lelaki
dan lebih sempurna kenikmatan berhubungan dengannya. Meski spermanya sama,
bahannya sama, wadahnya juga tidak beda, siapa yang memberikan lelaki
sifat-sifat kelelakian dan memberi wanita sifat kewanitaan?
Posting Komentar untuk "Coba Sejenak Saja Anda Pelajari Diri Anda Sendiri (Bagian Pertama)"