JAGALAH HATI MAKA SYURGA AKAN MENANTI
JAGALAH
HATI MAKA SYURGA AKAN MENANTI
(Oleh:
Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.)
Sesungguhnya Al-Qur’an al-karim adalah
kitab samawi yang paling terakhir diturunkan oleh Allah SWT kepada hamba
pilihan-Nya yaitu nabi Muhammad SAW. Kitab suci Alquran yang merupakan kumpulan
wahyu Allah SWT bukan semata-mata berfungsi sebagai petunjuk hanya untuk
masyarakat Arab, akan tetapi juga bagi seluruh umat manusia hingga akhir zaman
nanti. Al-Qur’an memuat seluruh aspek kehidupan manusia, baik meliputi aspek hubungan
hamba dengan Sang Kholiq (Hubungan vertikal) maupun hubungan antar sesame hamba
Allah SWT(Hubungan horizontal) bahkan di dalam Alquran tertuang pula tentang
pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan alam semesta.
Sungguh Ayat-ayat al-Qur’an memiliki
keserasian hubungan yang sangat mengagumkan, dengan keserasian hubungan yang
memadukan gejolak dan bisikan-bisikan perpaduan yang indah untuk mengingatkan
manusia bahwa ajaran-ajarannya adalah satu kesatuan terpadu yang tidak dapat
dipisahkan. Oleh karena itu, tampak jelas terlihat betapa al-Qur’an telah mengintegrasikan
antara usaha dan pertolongan Allah, akal dan Hati (Qalbu), pikir dan zikir,
iman dan ilmu dengan memperhatikan unsur manusiawi yang meliputi jiwa, akal,
dan jasmani untuk mengantarkan manusia menuju kesempurnaan kemanusiaannya.
Perlu diketahui bahwa Hati/ Qalbu merupakan
suatu anugerah dari Allah swt. yang diberikan kepada manusia yang mempunyai
kedudukan dan fungsi yang sangat penting dan berperan utama. Mengapa demikian ?
Karena qalbu berfungsi sebagai penggerak dan pengendali aktivitas anggota
tubuh lainnya.
Qalbu merupakan salah satu aspek dalam jiwa manusia yang senantiasa
menilai benar salahnya perasaan, niat, angan-angan, pemikiran, hasrat, sikap
dan tindakan dalam diri seseorang. Meskipunpun qalbu ini cenderung
menunjukkan hal yang benar dan hal yang salah, tetapi tidak jarang mengalami
keragu-raguan dan sengketa batin sehingga seakan-akan sulit menentukan yang
benar dan yang salah. Tempat untuk memahami dan mengendalikan diri itu ada
dalam qalbu. Qalbu-lah yang menunjukkan watak dan jati diri yang
sebenarnya. Qalbu-lah yang dapat membuat manusia mampu berprestasi. Apabila
kualitas qalbu seseorang dalam kondisi bening dan jernih, maka keseluruhan
diri manusia itu akan menampakkan kebersihan, kebeningan, dan kejernihan. Hal
inilah yang suatu saat nanti akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang
dilakukan oleh indera manusia sejak berada di dunia. Sebagaimana firman Allah
SWT dalam QS al-Isrā’/17: 36:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ
السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Dan
janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran,
penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya”.
Haruslah kita sadari bahwa peranan qalbu menjadi
sangat penting sekali melihat potensi-potensi yang ada di dalamnya. Termasuk
potensi untuk selalu mengarahkan manusia ke arah kebaikan/kemaslahatan. Al-Ghazali
berpandangan bahwa manusia dengan nalar qalbu-nya pada dasarnya dapat
membenarkan wahyu Allah swt. meski daya rasionalnya menolak. Dengan demikian,
adanya potensi qalbu yang sangat dimungkinkan memiliki fungsi
menuntun seseorang ke arah kesholehan individual dan kesholehan sosial
Al-Qur’an telah memberikan ketegasan tentang
keharusan mempergunakan al-qalbu untuk merasakan dan menghayati, guna
meningkatkan kualitas diri seseorang, sebagaimana firman Allah swt dalam QS
al-Hadid/57: 16.
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ
قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ
أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ
وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
“Belum
tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat
Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka), dan
janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab
sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka
menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka menjadi orang orang fasik”
Jika kita telaah dengan seksama, tampak Ayat
ini menegaskan betapa pentingnya mempergunakan daya al-qalbu untuk
merasa dan menghayati sesuatu. Salah satu cara untuk meningkatkan daya
rasa al-qalb yang diharuskan oleh al-Qur’an adalah berzikir,
seseorang akan menemukan ketenangan batin dan merasa dekat dengan Allah swt.
Dengan merasakan adanya kedekatan diri sesorang kepada Allah swt. maka jiwa
seseorang akan terkendali. Sebaliknya, jika seseorang tidak memfungsikan qalbu-nya
untuk senantiasa mengingat Allah (berzikir kepada Allah SWT), maka ia akan
mengalami kekeringan jiwa, sebagaimana yang difirmankan Allah dalam QS Taha/20:
124.
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً
ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Dan barangsiapa berpaling dari
peringatan-Ku, Maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami
akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”
Melihat begitu pentingnya keberadaan dan
kedudukan al-qalbu dalam diri manusia, maka al-Qur’an sangat
memperhatikan dan banyak memberikan ulasan terkait masalah qolbu. Upaya untuk mengenal
hakikat al-qalb adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia
dan mempergunakannya dengan sebaik-baiknya merupakan cara yang tepat untuk
menemukan hakikat kebenaran dan kebaikan dalam kehidupan.
Renungkanlah sabda Rasalullah Saw dari An
Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ
صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ
الْقَلْبُ
“Ingatlah
bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula
seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa
ia adalah hati (Qolbu)”
Simak pula kisah singkat Luqmanul Hakim. “Suatu hari Luqmanul Hakim diperintahkan
oleh raja untuk menyembelih seekor kambing dan mengambilkan daging yang terbaik
untuk raja. Lukman pun menyembelih seekor kambing dan mengambil dua daging,
yaitu lidah dan hati, lalu menyerahkannnya kepada Sang Raja. Raja pun heran dan
bertanya, “Wahai Luqman, bukankah tadi aku perintahkan untuk mengambilkan
daging yang terbaik untukku? Luqman pun menjawab, wahai raja, tidak ada daging
yang terbaik dari mahluk kecuali lidah dan hatinya”.
Keesokan
harinya, raja kembali menyuruh Luqman menyembeli kambing dan menyuruhnya
membuang daging yang paling buruk. Luqman pun menyembeli kambing dan mengambil
dua daging, yaitu lidah dan hatinya, lalu diserahkannya kepada raja. Raja pun
heran dan marah, :Wahai Luqman, apa maksudmu ini? Kemarin kamu serahkan daging
ini sebagai daging terbaik, tetapi hari ini kamu berikan daging yang sama
sebagai daging terburuk?
”Maafkan
hamba ini, tetapi apa yang hamba lakukan itu memang sudah sepatutnya, karena
Islam mengajarkan bahwa tidak ada daging yang terbaik kecuali lidah dan hati
apabila digunakan untuk kebaikan dan sebaliknya tidak ada daging terburuk
kecuali lidah dan hati kalau dibuat untuk keburukan,” jawab Luqman.
Sungguh hati (Qolbu) memiliki peran vital bagi
manusia dalam melaksanakan satu perkara. Sebenarnya syaitan atau pun malaikat
hanya membisikkan keburukan atau pun kebaikan. Hati kitalah yang menentukan dan
memilih yang baik atau buruk. Oleh karena itu, menjaga hati (Qolbu) adalah
wajib, lebih wajib dari pada menjaga anggota tubuh yang lain.
Jika kita lihat fenomena dewasa ini, tampak kebanyakan
orang hanya memperhatikan penampilan fisik. Banyak yang tidak percaya diri jika
bibirnya terlihat tebal (kurang tipis), bibirnya terlihat kurang memerah, kulitnya
kurang halus, tubuhnya terlalu pendek atau gemuk. Dan hidungnya kurang mancung.
Di sisi lain, yang sungguh memprihatinkan bahwa mereka tidak memperhatikan
keadaan hatinya (Qolbunya) sendiri. Padahal kedudukan hati (Qolbu) dihadapan
Allah Swt sangatlah penting,sebagaimana pernyataan Rasulullah SAW dalam salah
satu hadisnya, yang artinya; “Sesungguhnya
Allah tidak melihat pada tubuhmu/ wajahmu tetapi melihat hatimu (qolbumu) dan
amalmu”. Wallahualam bisshowab.
Posting Komentar untuk "JAGALAH HATI MAKA SYURGA AKAN MENANTI"