Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jagalah Kebersihan Hati, Jangan Kau Kotori

 

Jagalah Kebersihan Hati, Jangan Kau Kotori

(Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.)


Hati yang bersih akan membawa manusia kepada ketenangan hidup dan kekhusyukan dalam beribadah. Sebaliknya, hati yang kotor cenderung membawa manusia untuk berbuat maksiat.

Syekhul Islam Ibnu Taimiyah, berpendapat bahwa seseorang dengan hati yang bersih dapat membedakan antara hal yang mengandung kebaikan dan hal yang mengandung keburukan. Jika seseorang tidak mengetahui hal tersebut, mengindikasikan hatinya belum masih kotor (belum bersih) yang dapat membutakan mata hatinya.

Hal ini sesuai dengan firman AllahSWT dalam Alquran Surat Al-Hajj ayat 46:

اَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَتَكُوْنَ لَهُمْ قُلُوْبٌ يَّعْقِلُوْنَ بِهَآ اَوْ اٰذَانٌ يَّسْمَعُوْنَ بِهَاۚ فَاِنَّهَا لَا تَعْمَى الْاَبْصَارُ وَلٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوْبُ الَّتِيْ فِى الصُّدُوْرِ

Artinya: Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.

Hati (Qolbu) yang bersih/ bening juga akan berdampak positif bagi seluruh anggota tubuhnya. Namun hal ini akan berlaku sebaliknya, jika hati telah rusak (kotor), tentu rusak pula seluruh anggota tubuhnya sehingga akan menggerakkan dirinya untuk bertindak negatif.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

“Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh ini ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluurh anggota tubuh dan jika rusak, maka rusaklah seluruh anggota tubuh. Ketahuila ia adalah hati.” (HR. Al-Bukhari)

Hal berikut yang patut kita ketahui terkait kebersihan hati adalah kriteria dari hati yang bersih. Dalam hadist Ibnu Majah, Abdullah bin Amr r.a mengatakan bahwa Rasulullah pernah ditanya bagaimana ciri-ciri manusia yang paling utama?

Merespon pertanyaan dari sahabat tersebut maka Rasulullah SAW bersabda : “Setiap orang yang hatinya terpuji dan bicaranya benar”. Kemudian mereka berkata ‘Orang yang benar ucapannya telah kami pahami maksudnya. Lantas apakah yang dimaksud dengan orang yang bersih hatinya?’ Rasulullah menjawab : “Dia lah orang yang bertakwa, yang suci hatinya, tidak ada dosa dan kedurhakaan di dalamnya, serta tidak ada pula dendam dan hasad di dalam hatinya.’ (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabarani)

Berdasarkan hadist tersebut maka dapat kita ketahui bahwa kriteria orang yang bersih hatinya yaitu orang yang terbebas dari penyakit hati seperti syirik, dendam dan kikir. Hati merupakan bagian tubuh manusia yang paling rawan terkena fitnah syubhat dan syahwat sehingga mudah terombang-ambing.

Penyakit syubhat adalah penyakit hati yang disertai oleh prasangka-prasangka buruk. Sedangkan penyakit syahwat adalah penyakit hati yang disenangi oleh hawa nafsu. Oleh karena itu, patut kiranya kita memperhatikan kesehatan hati kita.Terkait dengan Ciri orang yang berhati sehat, ada baiknya kita renungkan pernyataan seorang Pendakwah internasional yang juga Dokter Obstetri dan Ginekologi bersertifikat Dewan Amerika, Haifaa Younis.

Di hadapan 700 muslimah yang hadir dalam acara seminar  di Hotel Grand Sahid Jakarta, Haifaa menekankan pentingnya bagi siapapun untuk secara berkala memeriksakan kesehatan hati dalam dirinya.. Ketua Jannah Institute ini juga menjelaskan berbagai implementasi praktis dari Alquran dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam seminar ini, Haifaa menguraikan tentang 11 ciri orang yang bersih hati dan pikirannya atau yang disebut dengan Qalbun Salim. “Salah satu ciri orang yang qolbun salim, hatinya selalu meyakini bahwa apapun yang datang kepadanya adalah pesan dari Allah SWT”.

Berikut ini terdapat 11 ciri orang yang bersih hatinya menurut pandangan Haifaa Younis:

Pertama: Orientasi hidup seorang muslim yang bersih hati selalu tertuju pada akhirat.

Kedua: Saat ia berbuat dosa maka respon hatinya akan langsung segera bertaubat dan kembali pada Allah SWT.

Ketiga: Lidahnya selalu basah dengan zikir di setiap waktu agar tidak terbuang sia-sia waktu yang dilaluinya.

Keempat: Ketika ia  melewatkan aktivitas ibadah sekalipun ibadah sunnah, maka ia merasa sangat bersalah.

Kelima: Memperbaiki kualitas ibadah yang terlewat dan dirasakan melemah selama bulan Ramadhan.

Keenam: Selalu memperbaiki kekhusuan atau fokus saat beribadah yaitu hanya fokus kepada Allah SWT.

Ketujuh: Tidak ada rasa kekhawatiran dalam hidupnya, karena ia telah yakin bahwa semua sudah diatur oleh Allah SWT.

Kedelapan: Tidak akan menyia-nyiakan waktunya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.

Kesembilan: Selalu fokus pada apa yang dilakukan dan selalu memperbaiki kualitasnya. Fokus yang dimaksud adalah fokus hanya untuk Allah, fokus pada kualitas seluruh aktivitas ibadahnya.

Kesepuluh: Tidak mencintai kepada apa yang tidak Allah cintai, dan mencintai terhadap apa yang Allah cintai.

Kesebelas: Selalu mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW dengan harapan  akan mendapatkan berkah dari Allah.

Sebagai bagian akhir dari artikel sederhana ini, maka sudah saatnya setiap diri kita untuk memperhatikan kebersihan/ kesehatan hati (Qolbu) kita. Jagalah Kebersihan Hati, Jangan Kau Kotori.

Posting Komentar untuk " Jagalah Kebersihan Hati, Jangan Kau Kotori"