Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kesehatan Mental dalam Islam, Ini Penjelasannya!

 

KESEHATAN MENTAL

Kesehatan Mental dalam Islam, Ini Penjelasannya!

(Oleh : Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.)

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, adakah penjelasan soal kesehatan mental dalam islam? Jawabannya tentu ada, karena semua hal di dunia ini sudah lengkap dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur'an.

Kesehatan mental belakang ini memang menjadi pembicaraan intens di kalangan anak muda. Seolah menjadi trend baru karena terlalu diglorifikasi oleh berbagai kalangan di sosial media.

Kesehatan mental tidak lepas dari lawan diseberangnya, yakni mental yang tidak sehat. Mental yang tidak sehat tidak bisa langsung dianggap bahwa itu merupakan gangguan medis jika tanpa ada diagnosis.

Isu Kesehatan Mental dalam Islam

Seperti yang sudah dijelaskan, mental manusia terkadang mempunyai dinamika naik turun. Bisa sedih tapi bisa juga senang dan itu berulang setiap harinya.

Saat ada kesedihan datang, sangat mudah bagi perasaan untuk mengalami guncangan. Guncangan di perasaan inilah yang kerap kali membuat mental bisa dikatakan sedang tidak sehat.

Dalam islam, mental bisa dianggap sama seperti rohani atau kalbu. Dan soal kesehatan mental dalam islam sudah banyak dijelaskan baik itu dari Al-quran dan pendapat alim ulama terdahulu.

Seperti misal pendapat dari cendekiawan muslim yakni Imam Al-Ghazali. Menurut Al-Ghazali, manusia mempunyai aspek rohani yang punya kecenderungan untuk menciptakan ketenangan di jiwa.

Aspek rohani dalam diri manusia ini erat kaitannya dengan kesehatan mental dalam islam. Aspek tersebut diantaranya adalah al-qalb, al-nafs, al-ruh dan al-aql.

Esensi dari keempat aspek ruhaniyah ini bisa dikatakan sama, tapi tidak serupa. Seperti misal nafs yang artinya jiwa. Ada dua nafs di dalam diri manusia.

Pertama nafs yang berkaitan dengan dorongan nafsu manusia. Kemudian nafs yang kedua berkaitan dengan dorongan nurani di dalam jiwa.

Kedua hal ini harus terpenuhi dan berjalan bersama supaya terciptanya mental yang sehat. Pendapat Ghazali ini kurang lebih sama seperti Abraham Masslow, seorang ilmuan psikolog terkenal yang mengenalkan lima hirarki kebutuhan dasar manusia.

Jadi jika Anda mempertanyakan apakah ada pembahasan kesehatan mental dalam islam, maka jawabannya ada. Namun, adakah keterkaitan antara ketaatan religius dengan mental yang sehat?

Peran Agama Terhadap Mental yang Sehat

Carl Gustav Jung membahas terperinci soal ini dalam bukunya yang berjudul Psikologi Agama. Di dalamnya Jung menganalisis peran agama yang diyakini manusia dan apa saja pengaruhnya terhadap manusia.

Memang fitrah manusia tidak bisa dipisahkan dari agama. Atau mungkin lebih tepat jika dikatakan manusia membutuhkan entitas yang lebih kuat dibanding dirinya, dalam hal ini tuhan.

Kesehatan mental dalam islam sendiri terkait hal tersebut ada penjelasannya di surat Al-Ra'ad ayat 28. Inti dari ayat tersebut adalah bahwa orang beriman akan menjadi. tentram hatinya karena selalu mengingat allah swt.

Ketika seseorang merasa sedih, lalu mencari sandaran terhadap sesama makhluk, ada kemungkinan kekecewaan di dapat. Namun jika bersandar kepada allah, maka hati akan lebih tentram.

Jadi agama berperan untuk membantu manusia mengobati jiwa dan luka di hatinya dengan cara mendekatkan diri kepada tuhan. Meski sekali lagi, beberapa hal terkait kesehatan mental tidak bisa selesai begitu saja dengan dekat ke tuhan.

Terkadang jika masalah sudah serius, maka tentu saja perlu ada keterlibatan tenaga ahli untuk mengobatinya. Seperti psikolog atau psikiater misalnya.

Agama bisa dijadikan pegangan namun tetap butuh bantuan pihak ahli tersebut jika sudah sangat kompleks gangguannya. Tapi terlepas dari itu kesehatan mental dalam islam penting untuk menekankan keterlibatan tuhan sebagai upaya pengobatan jiwa.

Posting Komentar untuk "Kesehatan Mental dalam Islam, Ini Penjelasannya!"