Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berinteraksilah dengan Al-Qur’an Niscaya Ketenangan Dan Ketentraman Akan Mewarnai Dalam Kehidupan

 

INTERAKSI DENGAN ALQURAN

Berinteraksilah dengan Al-Qur’an Niscaya Ketenangan Dan Ketentraman Akan Mewarnai Dalam Kehidupan

(Oleh:Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.)

Mari sejenak Anda renungkan, mengapa di rumah tangga Anda banyak masalah ? Mengapa juga di rumah tangga Anda begitu banyak kesulitan hidup yang Anda hadapi?  Mengapa ada perasaan dalam hati Anda tidak nyaman dan tidak tentram saat Anda berada di rumah? Bahkan kondisi yang sebaliknya terjadi, Anda lebih nyaman di luar rumah dari pada di dalam rumah. Anda tahu mengapa? Karena begitu banyak setan tinggal di dalam rumah Anda. Mengapa bisa terjadi demikian?

Coba Anda tanyakan pada diri Anda sendiri, kapan terakhir kali ayat-ayat Suci Al-Qur’an Anda lantunkan dalam aktivitas Tilawah Alqur’an di rumah Anda ? Kapan terakhir kali Anda berinteraksi dengan Alqur’an dan kapan surat al Baqarah Anda bacakan di rumah Anda sendiri?.  Ada apa dengan surat Al Baqarah? Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

عن أبي هريرة رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: «لا تجعلوا بيوتكم مَقَابر، إنَّ الشيطان يَنْفِرُ من البيت الذي تُقْرَأُ فيه سورةُ البقرة»

Abu Hurairah -raḍiyallahu 'anhu- meriwayatkan, bahwa Rasulullah -ṣallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Janganlah kalian jadikan rumah kalian sebagai kuburan! Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surah Al-Baqarah."  
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim.

Terkait Dengan ketidaktenangan hati (qolbu) boleh jadi karena adanya indikasi penyakit di dalam hati. Jika hal itu yang terjadi maka Al-Qur’an lah sebagai obatnya, sebagaimana firman Allah swt dalam QS. Yunus (10): 57

يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ قَدۡ جَآءَتۡكُمۡ مَّوۡعِظَةٌ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوۡرِۙ وَهُدًى وَّرَحۡمَةٌ لِّـلۡمُؤۡمِنِيۡنَ

Artinya: Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.

Sesungguhnya Al-Quran adalah pegangan yang kuat bagi orang yang berpegang teguh kepadanya dan penyelamat bagi yang mengikutinya, Ia tidak akan bengkok yang menyebabkan ia perlu diluruskan dan tidak akan menyimpang sehingga perlu diminta kembali. Melalui interaksi dengan Al-Qur’an, niscaya hidup kita akan lurus dan penuh dengan petunjuk.

Sungguh Al-Quran tidak akan pernah putus keajaiban-keajaibannya. Sudah hampir 15 abad Al-Qur’an bersama manusia dan tidak pernah habis keajaiban yang diperlihatkannya. Jika kita mengikuti perkembangan ilmu tafsir yang telah berkembang pesat, Allah swt telah membuka cakrawala ilmu Al-Qur’an kepada para ulama sehingga tidak sedikit yang menjadi sosok ulama ahli tafsir. Fenomena yang terjadi, sungguh Al-Qur’an disetiap zaman memiliki musuh yang begitu besar kebenciannya terhadap Al-Qur’an, tetapi Kesucian dan Kemurnian serta Keaslian kandungan Al-Qur’an tidak pernah rusak meskipun diserang banyak musuhnya yang terus berusaha merusak atau bahkan menghilangkan Al-Qur’an dari muka bumi ini.

Sungguh keajaiban Al-Qur’an itu tidak pernah habis jika dikaji dan dipelajari. Ilmuan dan ulama pada hari ini pun menemukan begitu banyak keajaiban dan kemukjizatan Al-Qur’an. Jika kita akan menggali atau mengkaji tentang materi akhlak dalam kehidupan maka kita akan teringat dengan pernyataan Ummul Mukminin Asiyah radhiyallahu ‘anha saat ditanya tentang akhlak Rasulullah, maka beliau menjawab, كاَنَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ “Akhlak Rasulullah adalah al-Qur’an.” (HR. Muslim)

Seorang Ulama Maroko pernah melakukan kajian tentang akhlak, bagaimana Al-Qur’an membahas tentang akhlak dibandingkan dengan kitab samawi yang lain. Beliau mengatakan di dalam Al-Qur’an itu ternyata ada 22 jenis akhlak, 22 jenis akhlak itu tertuang dalam Al-Qur’an sebanyak 1337 kali. Hal tersebut mengandung arti jika kita membuka mushaf kita hari ini yang terdiri dari 604 halaman (versi cetakan madinah), maka di setiap halaman pasti ada pembahasan tentang akhlak. Bahkan tidak hanya sekali, bisa dua sampai tiga kali di setiap halaman mushaf kita ada pembahasan tentang akhlak.

Haruslah kita sadari bahwa sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu diutus untuk menyempurnakan akhlak. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (HR. Bukhari)

Akhlak yang paling banyak diulas dalam Al-Qur’an:

  1. Al ‘Adl (adil) disebut sebanyak 355 kali.
  2. Ar-Rahmah (Kasih) disebut sebanyak 246 kali.
  3. At-Taqwa disebut sebanyak 230 kali.
  4. As-Sidq (kejujuran) disebut sebanyak 150 kali.
  5. Al Islah (mendamaikan) disebut sebanyak 123 kali.

Beliau tunjukkan beberapa akhlak yang penting. Akhak yang paling tinggi dan banyak disebut dalam Al-Qur’an adalah al adl (Adil) sebanyak 335 kali disebut dalam Al-Qur’an. Muslim jika tidak adil pada dirinya, tidak adil dalam kepemimpinannya, maka jangan mengaku orang Qur’an, apalagi penghafal Al-Qur’an tidak adil jangan mengaku orang Qur’an karena hal paling penting disebut dalam Al-Qur’an adalah adil. Setelah itu Ar Rahmah (kasih) sebanyak 246 kali, orang Qur’an pasti hatinya penuh kasih, lapang, rahmatan lil ‘alamiin. Kemudian at Taqwa sebanyak 230 kali, selanjutnya as Sidq (kebenaran/kejujuran), disebutkan sebanyak 150 kali.kemudian al islah (mendamaikan) sebanyak 123 kali. Muslim harus mendamaikan yang bertikai. Jika ada muslim ‘kompor’, maka dia tidak mencerminkan islam.

Ketika Al-Qur’an setiap lembarnya tidak pernah kosong dari pembahasan akhlak maka semakin jelas bahwa memang Al-Qur’an diturunkan untuk menyempurnakan akhlak masyarakat ini.

Maka tidak ada jalan lain selain kita harus mulai mentadabburi Al-Qur’an agar kita merasakan keindahan Al-Qur’an.

Perintah untuk bertadabbur Al-Qur’an terdapat pada  4 ayat dalam Al-Qur’an:

Pertama : Dalam Surat Shad ayat 29 (Surat Makiyyah)

كِتَٰبٌ أَنزَلْنَٰهُ إِلَيْكَ مُبَٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوٓا۟ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadabburi ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.”

Kedua: dalam Surat Al Mukminum ayat 68 – 70 (Surat Makiyyah)

أَفَلَمْ يَدَّبَّرُوا الْقَوْلَ أَمْ جَاءَهُمْ مَا لَمْ يَأْتِ آبَاءَهُمُ الأوَّلِينَ (68) أَمْ لَمْ يَعْرِفُوا رَسُولَهُمْ فَهُمْ لَهُ مُنْكِرُونَ (69) أَمْ يَقُولُونَ بِهِ جِنَّةٌ بَلْ جَاءَهُمْ بِالْحَقِّ وَأَكْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ (70)

“Maka apakah mereka tidak mentadabburi perkataan (Kami), atau apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu? Ataukah mereka tidak mengenal rasul mereka, karena itu mereka memungkirinya? Atau (apakah patut) mereka berkata, “Padanya (Muhammad) ada penyakit gila.” Sebenarnya dia telah mem­bawa kebenaran kepada mereka, dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran itu.”

 Ketiga: Dalam Surat an-Nisa’ ayat 82 (Surat Madaniyyah)

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلْقُرْءَانَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ ٱللَّهِ لَوَجَدُوا۟ فِيهِ ٱخْتِلَٰفًا كَثِيرًا

“Maka apakah mereka tidak mentadabburi Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.”

 Keempat: Dalam Surat Muhammad ayat 24 (Surat Madaniyyah)

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلْقُرْءَانَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَآ

“Maka apakah mereka tidak mentadabburi Al Quran ataukah hati mereka terkunci?”

Dari keempat ayat perintah tadabbur di atas, dua diantaranya diturunkan di makkah dan dua ayat diturunkan di madinah. Ini artinya Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan dari sejak di Makkah sampai dengan di Madinah agar kita selalu mentadabburi Al-Qur’an sehingga perintahnya terus berulang.

Ketika ayat yang turun di madinah itu ternyata ada kelompok baru yg tidak ada di makkah yaitu orang munafik. Secara penampakan lahir muslim tapi batinnya tidak beriman. Allah subhanahu wa ta’ala menyampaikan dalam konteks orang munafik,ada peringatan keras tentang tadabbur seolah dengan perkataan “kamu tadabburi atau hatimu terkunci”. Karena itu adalah ciri orang munafik, mereka tidak mau mendekati dan mentadabburi Al-Qur’an.

Oleh karena itu, mari kita tadabburi Al-Qur’an agar kita merasakan kedalaman dan keindahan Al-Qur’an sehingga ketenangan dan ketentraman akan mewarnai dalam kehidupan.

 

 

 

 

Posting Komentar untuk "Berinteraksilah dengan Al-Qur’an Niscaya Ketenangan Dan Ketentraman Akan Mewarnai Dalam Kehidupan"