Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tujuh Untaian Nasihat Indah dari Hasan al-Basri yang Sangat Menggugah

 

NASIHAT HASAN BASRI

Tujuh Untaian Nasihat Indah dari

Hasan al-Basri yang Sangat Menggugah

(Oleh: Dr.H.Sukarmawan,M.Pd.)

Makna kata “Nasihat” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) adalah ajaran atau pelajaran baik; anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik. Nasihat merupakan bagian dari syiar dan dakwah. Dalam salah satu hadis Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW), Beliau pernah bersabda:

الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ

“Agama itu nasihat”

Allah Ta'ala juga memerintahkan kita agar saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran, sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-'Ashr:

وَٱلْعَصْرِ

إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ

إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ

"Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."

Terkait dengan nasihat, berikut ini akan penulis uraikan sebuah untaian nasihat yang sangat indah dari seorang ulama tabi'in, Imam Hasan Al-Bashri, yang termaktub di dalam Kitab Mawai'zh lil-Imam Al-Hasan Al-Bashri: "Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasihati kalian, bukan berarti aku orang yang terbaik diantara kalian, bukan pula orang yang paling shalih di antara kalian. Sungguh, akupun telah banyak melampaui batas terhadap diriku. Aku tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Rabb-nya. Andaikata seorang muslim tidak memberi nasihat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan ada para pemberi nasihat. Akan menjadi sedikit jumlah orang yang mau memberi peringatan dan tidak akan ada orang-orang yang berdakwah di jalan Allah 'Azza wa Jalla, tidak ada yang mengajak untuk mentaati-Nya, tidak pula melarang dari bermaksiat kepada-Nya. Namun dengan berkumpulnya ulama dan kaum mukminin, sebagian memperingatkan kepada sebagian yang lain, niscaya hati-hati orang-orang yang bertakwa akan hidup dan mendapat peringatan dari kelalaian serta rasa aman dari lupa dan kekhilafan. Maka terus meneruslah -semoga Allah mengampuni kalian- engkau berada pada majelis-majelis dzikir (majelis ilmu), bisa jadi satu kata yang terdengar merendahkan diri kita sangat bermanfaat bagi kita. Bertakwalah kalian semua kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim."

Sebelum kita menyelami nasihat-nasihat indah dari Imam Hasan Al-Basri, alangkah baiknya jika mengenal lebih jauh sosok ulama tabi'in ini. Siapa sebenarnya sosok Imam Hasan Al-Bashri?

Hasan Al-Bashri bernama lengkap Abu Sa'id Al-Hasan bin Abil-Hasan Yasar Al-Bashri. Dilahirkan di Madinah tahun 21 Hijrah (642 Masehi). Beliau adalah ulama yang hidup pada masa awal kekhalifahan Umayyah. Beliau hidup di bawah asuhan dan didikan salah seorang istri Rasulullah SAW , Hind binti Suhail yang dikenal sebagai Ummu Salamah. Pada usia 14 tahun, Al-Hasan pindah ke kota Basrah, Irak, dan menetap di sana. Dari sinilah Al-Hasan mulai dikenal dengan sebutan Hasan Al-Bashri. Hasan kemudian dikategorikan sebagai seorang tabi'in (generasi setelah sahabat). Hasan Al-Bashri pernah berguru kepada sahabat Nabi, antara lain Utsman bin Affan, Abdullah bin Abbas, Ali bin Abi Talib, Abu Musa Al-Asy'ari, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah and Abdullah bin Umar. Al-Hasan menjadi guru di Basrah, (Iraq) dan mendirikan madrasah di sana. Di antara para pengikutnya yang terkenal adalah Amr ibn Ubaid dan Wasil ibn Atha. Dia salah seorang fuqaha yang berani berkata benar dan menyeru kepada kebenaran di hadapan para pembesar negeri. Beliau menerima hadis dari Abu Bakrah, Imran bin Husein, Jundub, Al Bajali, Muawiyah, Anas, Jabir dan meriwayatkan hadis dari beberapa sahabat. Di antaranya 'Ubay bin Ka’ab, Saad bin Ubadah, Umar bin Khattab walaupun tidak bertemu dengan mereka atau tidak mendengar langsung dari mereka. Hasan Al-Bashri wafat di Basrah Irak, pada hari Jum'at 5 Rajab 110 Hijrah (728 Masehi), pada usia 89 tahun. Penduduk Basrah bersedih, hampir seluruhnya mengantarkan jenazah Hasan Al-Bashri ke pemakaman.

Sesungguhnya, Imam Hasan al-Bashri adalah termasuk sosok ulama tabi’in yang terkenal memiliki kecerdasan tinggi. Akalnya begitu sempurna hingga mempesona siapapun yang mengajarinya. Beliau sangat cepat menerima dan menghafal semua ilmu dan pelajaran yang diikutinya hingga membuat para ulama’ masa itu menyatakan bahwa Hasan al-Bashri adalah seorang yang ‘alim di semua disiplin ilmu keislaman. Saat ia berbicara dan berceramah maka akan tampak kefasihan lisannya dan artikulasinya yang menawan. Beliau juga berwajah tampan dan selalu dihiasai dengan senyuman yang penuh keramahan yang menunjukkan keluhuran budi pekertinya. Selain itu, Hasan al-Bashri juga dikenal sebagai sosok yang wara’i serta zuhud. Apa yang beliau lakukan semata-mata “Lillah” hanya karena Allah SWT. Bagi beliau, hal-hal yang bersifat duniawi begitu kecil, rendah dan hina dalam pandangannya.

Pernah pada suatu ketika ada seorang lelaki dari daerah Khurasan yang ikut dalam pengajian Al-Imam Hasan al-Basri. Setelah selesai, laki-laki tersebut menghampiri beliau dengan membawa hadiah uang lima ribu dirham dan sepuluh kain sutra halus. Laki-laki itu pun berkata, “Wahai Aba Sa’id (panggilan Hasan al-Basri), ini hadiah untuk anda.” Beliau kemudian menjawab, “Bawalah kembali uang dan kain suteramu itu karena aku tidak membutuhkannya. Sesungguhnya, orang yang duduk di tempat seperti tempatku (mengajarkan ilmu) ini dan ia menerima dari manusia sesamanya hadiah ini, maka ia akan menghadap kepada Allah Swt. di hari kiamat tanpa mendapat bagian apa-apa.”

Hasan al-Bashri sering menghabiskan waktu bersama para sahabat Rasulullah SAW, seperti Abu Khurairah, Anas ibn Malik dan lainnya. Dari merekalah beliau mendengar hadis-hadis Rasulullah SAW. Beliau pun berhasil menghafal al-Qur’an dan sangat mengerti terhadap tafsir-tafsirnya hingga mencuri perhatian pada ulama’ saat itu. Nama beliau sangat terkenal di semua lapisan masyarakat. Tatkala Hasan al-Basri datang ke kota Makkah, maka tempat duduk khusus telah dipersiapkan untuk beliau. Kealimannya yang sangat masyhur telah menarik minat atau animo banyak orang dari segala penjuru dunia Islam untuk mengikuti pengajian beliau.

Tak dapat dipungkiri, kefaqihan, kealiman dan kezuhudan Hasan al-Bashri menuai banyak pujian dari sejumlah ulama di masanya. Hal ini sebagaimana tergambar dari pujian yang dilontarkan oleh seorang ulama Makkah. Ia berkata, “Kami tidak pernah melihat orang sehebat Hasan al-Bashri.” Bahkan ada sebagian ulama yang berkata, “Hasan al-Bashri bagaikan Umar ibn al-Khathab.”

Berikut ini untaian kalimat hikmah yang sangat indah dari Imam Hasan al-Bashri :

Pertama: Imam Hasan al-Bashri selalu berpesan agar manusia selalu waspada terhadap dunia. Karena dunia bagaikan ular, lembut sentuhannya namun sangat mematikan bisanya. Berpalinglah dari pesonanya dan berhati-hatilah.

Kedua: Imam Hasan al-Bashri menilai bahwa kita telah mendapatkan teladan dari baginda Rasulullah Saw., yang mana Allah SWT. menawarkan dunia dan kunci-kuncinya serta seisinya kepada Baginda Rasulullah Saw. tanpa mengurangi kedudukan beliau di hadapan-Nya, namun beliau menolaknya karena dunia penuh dengan pesona dan tipu daya.

Ketiga: Imam Hasan al-Bashri berkata, “Hukuman bagi seorang ulama’ adalah kematian hati. Dan matinya hati adalah sebab mencari dunia dengan amal akhirat.”

Keempat: Imam Hasan al-Bashri berkata, “Setiap umat mempunyai berhala yang mereka sembah. Dan berhala umat ini (umat Nabi Muhammd Saw.) adalah dinar dan dirham (uang).”

Kelima: Imam Hasan al-Bashri berkata, “Teman dan sahabat terjelek adalah emas dan perak. Keduanya tidak akan memberi manfaat padamu kecuali keduanya telah berpisah denganmu.”

Keenam: Di lain kesempatan, Imam Hasan al-Bashri berkata, “Belajarlah (ilmu-ilmu) apapun yang ingin kalian pelajari, namun demi Allah kalian tidak akan diberi pahala oleh Allah SWT. kecuali kalian mengamalkannya (sesuai dengan tuntunan syariat).”

Ketujuh: Imam Hasan al-Bashripun  berkata, “Keterpercayaan seseorang tidaklah bisa terjaga kecuali ia bisa menjaga lisannya. Dan lisan seseorang tidaklah bisa terjaga kecuali hatinya telah terjaga

Posting Komentar untuk "Tujuh Untaian Nasihat Indah dari Hasan al-Basri yang Sangat Menggugah"